SORONG,wartaplus.com - Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Kota Sorong, sejak Selasa pagi (14/4) mulai dibuka kembali untuk penerbangan komersil.
Hal ini sesuai surat keputusan Walikota Sorong yang membuka kembali Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Kota Sorong.
Pembukaan kembali bandara DEO setelah dua minggu ditutup untuk penerbangan komersil itu disambut antusias warga yang langsung berbondong-bondong meninggalkan Kota Sorong maupun kembali ke Kota Sorong.
Untuk melihat langsung prosedur keberangkatan dan kedatangan penumpang, Wali Kota Sorong didampingi Tim Satgas Covid 19, Kepala Bandara DEO dan sejumlah pimpinan daerah mengecek kesiapan pihak bandara, tim satgas dan Karantina Kesehatan dalam mengecek identitas dan kesehatan para calon penumpang.
Dalam keterangannya, Wali Kota Sorong, Lambertus Jitmau mengatakan bahwa penumpang yang ber-KTP diluar Kota Sorong (Sorong Raya) seperti Kabupaten Sorong, Kabupaten Maybrat, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Raja Ampat ataupun Kabupaten Tambrauw, langsung diarahkan oleh petugas Satpol PP agar langsung menuju ke alamat tempat tinggal dan tidak melakukan aktifitas di Kota Sorong serta melakukan protokol kesehatan berupa karantina mandiri selama 14 hari.
Sedangkan penumpang yang ber-KTP diluar Sorong Raya, Walikota menegaskan kepada petugas Satpol PP agar kembali ke pesawat. Tidak diizinkan masuk atau jalan di Kota Sorong, harus turun di Manokwari dan bandara lainnya.
Menurut Walikota Sorong, ketegasan yang diambil adalah untuk melindungi masyarakat Kota Sorong dan memutus mata rantai penyebaran virus Corona atau Covid-19 di Kota Sorong. "Daripada mereka datang bawah penyakit, kita semua repot. Lebih baik mencegah daripada mengobati", ujar Walikota.
Dari keterangan yang disampaikan dr Farida selaku Koordinator Karantina Kesehatan Wilayah Bandara DEO, kesiapsiagaan yang dilakukan di Bandara DEO yaitu penumpang yang masuk akan dilakukan penapisan atau screening di seluruh tubuh kepada seluruh penumpang. Juga dilakukan pengecekan suhu tubuh kepada penumpang serta diberikan kartu kewaspadaan kesehatan.
Kartu kewaspadaan kesehatan ini yakni keterangan perjalanan dan keterangan kondisi kesehatan penumpang, sebelum masuk ke Kota Sorong. kartu kewaspadaan kesehatan tersebut berisikan semua riwayat tentang penumpang diantaranya nama, umur, jenis kelamin, kebangsaan, nomor paspor/ KTP, alamat daerah tujuan, nomor telpon/ handphone, datang dari kota/ provinsi, tanggal kedatangan, nomor pesawat/ kapal, nama pesawat/ kapal dan nomor kursi.
"Penumpang juga diminta untuk mengisi keluhan sakit jika ada dan dalam hal ini penumpang harus jujur. Kartu kewaspadaan kesehatan tersebut selain untuk arsip kesehatan di bandara, juga diberikan ke puskesmas dimana penumpang berdomisili. Penumpang juga diminta untuk mengisolasi diri atau karantina mandiri selama 14 hari, sebelum beraktivitas diluar rumah," terang dr. Farida.
Walikota sangat bersyukur karena penumpang yang tiba di Kota Sorong semua sehat. "Puji Tuhan semua berjalan dengan baik. Semua penumpang yang tiba di Kota Sorong dalam kondisi yang baik, semua sehat! Terimakasih atas doa seluruh masyarakat Kota Sorong, dan mari kita tetap bergandengan tangan dalam menangkal virus Corona", ungkap Walikota.
"Masyarakat Kota Sorong mari patuhi semua anjuran ataupun instruksi yang disampaikan pemerintah Kota Sorong dalam melawan virus Corona. Semua yang saya ataupun Pemerintah Kota Sorong lakukan, semua untuk kepentingan masyarakat Kota Sorong. Jika kita buka akses masuk di Kota Sorong dan tidak diawasi ketat, maka saya khawatir akan ada penambahan kasus Corona di Kota Sorong dan akan merepotkan kita semua. Namun jika kita bersama-sama lawan Corona dan mematuhi semua anjuran yang ada, maka Kota Sorong akan aman. Sehingga semua masyarakat akan tenang kembali beraktivitas dengan normal,"imbuh Walikota.*