JAYAPURA,wartaplus.com – Komnas HAM Papua cukup menyayangkan aksi penembakan anggota Satgas Pam Rahwan 755 di Kabupaten Maberamo Raya yang mengakibatkan tiga anggota Polres Mamberamo Raya tewas dengan luka tembakan, Minggu (12/4) pagi.
Menurut Ketua Komnas HAM Perwakilan Papua Frits Ramandey, insiden di Kabupaten Mamberamo Raya antara TNI-Polri dapat menimbulkan tanggapan dan penilaian buruk di masyarakat dan akan menjadi catatan penting.
“Kejadian ini sangat mencoreng sinergitas TNI dan Polri di masyarakat. Ini menjadi bukti bahwa kordinasi antara TNI Polri dilapangan tidak membuktikan sinergitas antara Kapolda dan Pangdam. Masa komandan diatas bisa bersinergi, lalu di bawah ini tidak. Padahal cuman hal sepele saja sampai bisa tembak menembak yang mengakibatkan ada korban jiwa, jadi ini sangat di sayangkan,”tuturnya ketika di konfirmasi wartaplus.com, Senin (13/4) siang.
Kata Frits, pasca kejadian itu Komnas HAM Papua pun mendapatkan dua laporan baik dari masyarakat dan keluarga korban. “Pasca kejadian itu masyarakat merasa takut bahkan trauma dan kami sudah terima laporan resmi, sementara dari keluarga korban meminta agar para oknum pelaku penembakan untuk segera ditangkap dan diproses sesuai hukum yang berlaku,” tegasnya.
Pecasa kejadian itu sendiri, menurut Frits pihaknya akan melakukan infestigasi flasback berdasarkan dua laporan yang diterima. “Kami akan berkoordinasi dengan Polda dan Kodam guna mengungkap fakta kejadian itu. Yang jadi permasalahan yakni siapa ojek itu sehingga bisa memicu pemukulan yang berbuntut pada kasus penembakan yang menewaskan tiga orang anggota Polres Mamberamo Raya,” tuturnya.