SORONG,wartaplus.com - Disinformasi terjadi di Kota Sorong sejak Rabu (8/4) hingga hari ini Kamis (9/4). Catatan wartaplus.com, Diskominfo Kota Sorong Hari Selasa (7/4) jam 23.23 menerbitkan postingan di Facebook terkait informasi gotong royong kemanusian terkait seruan seluruh Indonesia untuk berhenti total selama 3 hari yaitu sejak 10 sampai 12 April 2020 dengan status LAWAN COVID-19 CORONA DGN MERENDAHKAN DIRI MENGIKUTI PETUNJUK PEMERINTAH DAN PETUNJUK KESEHATAN. Postingan tersebut kemudian di share sebanyak 271 kali dan dishare di salah satu grup FB dengan jumlah pengikut ratusan ribu. Postingan tersebut kemudian ditegaskan kembali oleh Wali Kota Sorong, Lambertus Jitmau melalui statment videonya yang kemudian viral di media sosial.
Dalam catatan wartaplus.com video dan rekaman suara viral statment Wali Kota itu beredar luas di masyarakat sekitar pukul 12.00 WIT yang menegaskan bahwa untuk semua masyarakat, pelaku usaha dan semua tanpa terkecuali untuk berdiam diri selama 3 hari di dalam rumah yaitu sejak tanggal 10 sampai 13 April. Hal ini dikatakan oleh Lambert sebagai instruksi Wali Kota, usai meninjau kesiapan RSUD Rujukan Covid 19 di Kota Sorong.
Sekitar sejam kemudian pukul 13.40 WIT, beredar video balasan dari juru bicara tim satgas Covid 19 Kota Sorong, Ruddy Laku yang meminta warga untuk tidak mengikuti instruksi Wali Kota sebelumnya karena menunggu rapat dengan sejumlah pihak pada Kamis (9/4). "Terkait isu berhenti total selama 3 hari itu, akan diputuskan Wali Kota besok setelah rapat dengan Muspida," terang Ruddy di posko satgas Rabu siang (8/4).
Sementara dalam postingan terbaru di akun FB Diskominfo sekitar pukul 13.58 WIT juga terjadi berita ralat dengan tulisan Selamat siang....
kami dari Tim Satgas Covid 19 Kota Sorong...terkait dg informasi tinggal di rumah selama 3 hari terhitung tgl 10 sd 12 april yang beredar di masyarakat ditunda pelaksanaanya sampai ada surat resmi Walikota sorong. (Jubir SATGAS COVID-19) Rabu, 08-04-2020.????????
Sementara itu, disejumlah daerah seperti Provinsi Papua dan Daerah Istimewa Jogjakarta menyatakan berita 3 hari berhenti total adalah berita Hoax dan menyesatkan.
Dampak dari viralnya video Wali Kota Sorong yang tidak diketahui siapa yang menyebarkan pertama kalinya itu, menyebabkan kepanikan warga Kota Sorong.
Pantauan wartaplus.com, sejumlah supermarket, toko grosir diserbu warga tanpa lagi mengindahkan himbauan social dan physical distancing.
Warga tidak menggunakan masker, kontak fisik dengan berdesakan di kasir dan tidak melakukan upaya jaga jarak.
Hingga hari ini, Kamis (9/4) video viral Wali Kota dan postingan Diskominfo Kota Sorong masih terus di share masyarakat yang menimbulkan keadaan panik masyarakat dengan menyerbu Pasar Remu serta pasar ikan sehingga terjadi penumpukan warga.*