Cegah Corona, Warga Minta Wali Kota Lockdown Kota Sorong

Sejumlah warga saat berorasi meminta Wali Kota Lockdown Kota Sorong / doc.Tantowi

SORONG, wartaplus.com – Mencegah semakin banyaknya orang yang terpapar virus Corona (Covid 19), sejumlah warga Kota Sorong dari berbagai elemen, melakukan aksi demo damai dengan melakukan long march dari Jalan Pramuka menuju perempatan Lampu merah Jalan Ahmad Yani Kota Sorong, Papua Barat, Jumat (27/3) pagi.

Aksi long march dengan membawa poster berisi tulisan tuntutan mereka, serta orasi melalui pengeras suara itu menarik perhatian para pengguna jalan.
“Kami ingin Kota Sorong terbebas dari penyebaran Virus Corona Covid-19. Salah satu cara untuk mencegah penyebaran virus itu, kami minta Walikota Sorong tegas menutup Bandara dan Pelabuhan. Kami tidak ingin ada jatuh korban akibat virus ini,” kata Fiki Mobalen, selaku koordinator lapangan.

Ditemui disela-sela akis, Mobalen mengatakan bahwa aksi itu mereka lakukan sebagai bentuk keprihatinan terhadap langkah Walikota dan Satgas Pencegahan Covid-19 Kota Sorong, yang dinilai lamban mengambil tindakan pencegahan. 

Seharusnya, pemerintah Kota Sorong bisa lebih cepat mengambil tindakan, seperti yang dilakukan di Jayapura dan Papua, dengan menutup akses masuk di Bandara dan Pelabuhan.

Aksi demo damai dengan melakukan long march dari Jalan Pramuka menuju perempatan Lampu merah Jalan Ahmad Yani Kota Sorong, Papua Barat, Jumat (27/3) pagi/ Tantowi

Yang kami tuntut hanya penutupan sementara Bandara dan Pelabuhan, untuk pesawat dan kapal yang mengangkut penumpang. Kalau untuk pesawat dan kapal yang memuat barang, silakan tetap beroperasi,” tambah Fernando Marten Ginuni, salah seorang advokat yang turut dalam aksi itu.

Alfo Reba, salah seorang mahasiswa STIKES Kota Sorong yang juga turut dalam aksi itu mengatakan, penutupan bandara dan pelabuhan, tidak akan berdampak signifikan terhadap perekonomian daerah. 

Alasannya, yang menjadi tuntutan masyarakat adalah penutupan untuk moda ransportasi udara dan laut yang mengangkut penumpang, bukan pengangkut barang. 

“Kalau Wali Kota bisa membatasi operasional pasar tradisional dan supermarket, seharusnya walikota juga bisa membatasi mobilitas masyarakat yang keluar masuk di Kota Sorong ini. Ini demi menjaga sterilisasi wilayah dari penyebaran virus, yang selama ini kita tahu, menyebar melalui orang-orang yang pulang dari bepergian,” kata Alfo.

Usai berorasi, mereka melanjutkan aksi itu ke Kantor Walikota Sorong untuk menyampaikan tuntutan mereka kepada Satgas Penanggulangan Covid-19. Aksi itu berjalan damai, meski tanpa pengamanan dari aparat kepolisian Kota Sorong.