JAYAPURA,wartaplus.com-Petunjuk-petunjuk khusus untuk kegiatan Kegerejaan dalam periode "Krisis Corona" Virus "Covid-19" menyebar dengan sangat cepat, negara dapat menerima toleransi dengan batas wilayahnya, lock-down Indonesia tidak mengadopsi cara itu tetapi otoritsa pemerintah memilih metode social distancing yaitu menjaga jarak aman dalam interaksi dengan orang lain. Misalnya tidak berjabatan tangan, tidak berangkulan, jarak sekitar satu meter dan lain-lain
“Semua ini sudah disosialisasikan oleh berbagai orang di berbagai media, maka kita ikut saja. Untuk mewujudkan metode pencegahan penyebaran Covid-19 itu, maka khusus menyangkut kegiatan-kegiatan kegerejaan ada beberapa hal-hal perlu disampaikan. Misa hari minggu dan hari-hari tetap dilaksanakan di Gereja. Mereka yang mengidap gejala-gejala covid-19 seperti influensa, demam, hidung berair, sakit tenggorokan, batuk-batuk dan lain-lain disarankan untuk tinggal dirumah dan jangan pergi ke tempat-tempat umum termasuk gereja, tetapi segera memeriksakan diri. Mereka yang dalam keadaan seperti itu dibebaskan dari kewajiban hari Minggu dan hari-hari raya, “kata Uskup Jayapura Leo L Ladjar,OFM dalam rilis yang diterima, Sabtu (21/30.
Mereka yang tidak dapat ikut misa dengan alasan tersebut dianjurkan membaca dan berdoa sesuai dengan doa-doa dan bacaan liturgi hari Minggu, seraya tetap mendekatkan diri kepada Tuhan sambil menbangkitkan komuni kerinduan. Kesempatan isolasi di rumah hendaknya digunakan juga untuk membangun keakraban dalam keluarga dan meningkatkan doa keluarga. Gereja, Kapela dan ruang Adorasi terus terbuka agar umat dapat melewati waktu dihadapan Tuhan dan pribadi memohon bantuan-Nya.
Dalam doa di rumah dan di semua Gereja menyambutnya disampaikan, doa-doa untuk korban virus-corona yang sedang dirawat agar bisa sehat kembali dan keselamatan jiwa vagi korban yang sudah meninggal serta kekuatan bagi keluarga yang berduka.
Doa untuk para dokter-perawat dan semua tenaga medis yang bekerja untuk pasien korban virus corona. Doa untuk para ahli kesehatan dunia agar segera menemukan vaksin untuk virus corona memberantas virus corona.
Lanjut Uskup, hal-hal praktis yang perlu diperhatikan dalam rangka misa dan pelayanan Sakramen sakramentalia:
a. Untuk sementara air suci di pintu gereja tidak disediakan.
b. Salam Damai disampaikan cukup dengan menundukan kepala ke arah orang lain di sebelah kiri-kanan.
c. Menerima komuni di tangan: Tubuh Kristus diterima dengan talapak tangan kiri dan diambil dengan tangan kanan lalu disantap.
d. Sebelum dan sesudah membagi komuni, imam dan pembagi komuni lainnya diambilnya membawa tangan.
e. Umat tidak mencium atau melepaskan barang-barang suci seperti gambar, patung di dalam gereja selama masa krisis virus-korona ini.
f. Kamis Putih: Upacara Pembasuhan Kaki ditiadakan.
g. Jumat Agung: Penghormatan salib dilakukan bukan dengan mencium salib tetapi dengan berlutut dan bersujud dengan jarak aman sekitar meter.
h. Vigili Paskah / malam Paskah pada hari Sabtu Suci dirayakan lebih awal (misalnya: jam 17.00 atau jam paling lambat 19.00) tidak dibuat larut malam.
i. Berkat khusus untuk anak-anak tidak diberikan selama periode krisis virus ini.
j. Menjaga jarak antara satu dengan orang lain, konsekuensinya dalam jumlah perserta satu misa akan sedikit mengurangi maka jumlah misa mungkin harus ditambah.
k. Pengakuaan dosa diadakan di ruangan terbuka.
l. Bila memakai masker dan suatu waktu mau melepaskannya janganlah melepaskan disembarang tempat.
m. Kantong kolekte tidak diedarkan, tetapi masukkan kotak kolekte di depan pintu masuk.
n. Mereka yang menghitung kolekte harus memakai masker, tidak menyentuh bagian wajah selama menghitung kolekte dan setelahnya mencuci tangan dengan alkohol.
“Imam dan kaum beriman hendaknya membiasakan diri mencuci tangan dengan cara teliti seperti diperagakan oleh petugas kesehatan, dan secara teratur membersihkan ruang ibadat (bangku sandaran tangan), barang-barang suci, bejana-bejana liturgi setiap tersedia pemakaian. Para Gembala tetap mencari cara agar tetap dekat dengan umat,”ujarnya.
“Otoritas pemerintah di dunia dan di negara kita berjuang keras melawan virus ini. Kita semua harus bekerja sama dengan petunjuk yang diberikan oleh mereka. Menunda rencana pertemuan untuk pembinaan umat termasuk pendalaman iman, rapat-rapat dan perayaan-perayaan kegerejaan selain misa di gereja sampai periode perbaikan ini selesai. Sakramen Perkawinan dan pemakaman dilaksanakan secara privat dengan dihadiri keluarga dan teman-taman dekat. Pembinaan Sekami, latihan koor ditunda untuk sementara waktu. Kegiatan pastoral seperti tahbisan, ret-ret dan perayaan kaul yang melibatkan banyak orang ditunda. Bila sedang beraktifitas di dalam rumah / gedung terbuka dan jendala terbuka lebar maka ada sirkulasi udara yang baik. Anjuran ini berlaku sampai surat edaran ini dicabut kembali,”kata Uskup.*