JAYAPURA, wartaplus.com - Penetapan kampung Kibay, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom,Papua sebagai sasaran TNI Manunggal Membangun Desa,(TMMD) Ke-107 tak lepas dari peran serta sosok korps wanita TNI Angkatan Darat,(Kowad), Mayor Chk Yuliana R.Yoku selaku Danramil 1701-04/Arso. Dimana, atas dasar aspirasi dan keinginan dari masyarakat setempat agar TMMD Ke-107 dilaksanakan di Kampung Kibay, yang tentunya melalui program itu mendapatkan bantuan pembangunan.
Siapa sangka, dibalik tugas dan tanggungjawab yang diembannya sebagai Danramil 1701-04/Arso, ternyata sosok Mayor Chk Yuliana R Yoku mampu menghadapi segala tantangan dan hambatan bahkan tidak menyurutkan semangat dan dedikasinya selama mengemban jabatan yang telah diberikan tersebut.
Perlu diketahui bahwa,Mayor Chk Yuliana R Yoku merupakan putri asli Papua yang memulai karir sebagai Kowad AD pada tahun 2001. Kegigihan dan semangatnya terbukti dengan diterimanya penghargaan dari Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal TNI Andika Perkasa atas dedikasi dan pengabdian yang telah dilakukannya.
Dikutip dari rilis Pendam Cenderawasih, pada tahun 2020 ini, kegiatan Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD) ke-107 yang dilaksanakan Kodim 1701/Jayapura bertempat di Kampung Kibay, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom, wilayah tersebut masih masuk wilayah tanggungjawab Koramil 1701-04/Arso.
Komando Rayon Militer 1701-04 /Arso merupakan satuan dibawah Kodim 1701/Jayapura, Korem 172/PWY. Dimana Koramil 1701-04/Arso terletak di daerah perbatasan RI-PNG, wilayah yang menjadi tanggungjawabnya antara lain, Distrik Arso, Distrik Arso Timur, Distrik Arso Barat dan Distrik Mannem, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua.
Koramil itu merupakan komando kewilayahan terdepan guna melakukan pembinaan potensi wilayah dengan segenap aspeknya, sehingga Koramil harus menjadikan wilayah sebagai ruang, alat dan kondisi juang bagi kepentingan pertahanan negara.
Maka dari itulah, Danramil sebagai Komandan satuan kewilayahan tentunya memiliki tugas dan tanggungjawab yang berat, apalagi jika bertugas sebagai Danramil daerah perbatasan RI-PNG.
Infrastruktur yang belum memadai, luas wilayah dan keterbatsan personil menjadi tantangan dalam setiap pelaksanaan tugas. Tidak cukup sampai disitu saja tantangan seorang Danramil perbatasan RI-PNG, gangguan dari KSB (Kelompok Separatis Bersenjata) setiap saat selalu mengintai.(Adv)