JAYAPURA,wartaplus.com-Secarik kertas lusuh terselip di dalam lembar-lembar Alkitab yang ditemukan di ruangan pengap itu. Di situ tertulis tajuk: “Setia Hingga Terakhir dalam Keyakinan”.
Catatan itulah yang menjadi pesan terakhir Robert Wolter Monginsidi, seorang anak muda yang rela mati lebih dini demi mempertahankan kemerdekaan tanah airnya, Indonesia. Pahlawan dari Sulawesi ini punya tekad kuat untuk hidupnya, keluarga dan bangsanya.
Lelaki remaja ini bukan Robert Wolter Monginsidi tapi serupa dengan keyakinan, punya semangat keteguhan hati, semangat tak lelah untuk hidup berjuang untuk keluarganya diperlihatkan
Okto Kiapra pemuda berusia 23 tahun, calon siswa (casis) Bintara Noken Polri tahun 2020 asal Pegunungan Bintang, cukup mencuri perhatian seluruh panitia seleksi. Pasalnya dirinya harus berjuang dengan keterbatasan ekonomi untuk mengikuti tes polisi yang di gelar Polda Papua.
Berbekal uang Rp 1 juta dari orang tuanya yang kesehariannya sebagai petani di Distrik Battom Kabupaten Pegunungan Bintang, dirinya harus berjuang menempuh perjalanan cukup jauh dari pedalaman hingga tiba di Kota Jayapura untuk mengikuti rangkaian tes menjadi anggota kepolisian.
Dari 20 casis yang mengikuti tes lari dalam rangkaian kesamaptaan dan jasmani yang digelar di lapangan Sekolah Polisi Negara (SPN), Okto berhasil unggul lima kali putaran dari rekan-rekannya, namun naasnya dirinya tiba-tiba terpental dilapangan.
Perekonomian Casis asal pengiriman Polres Pegunungan Bintang baru terkuak ketika dirinya (Okto red) menyampaikan dirinya tidak mampu lantaran dirinya tidak makan selama dua hari karena kehabisan uang.
Lapar
“Ko kenapa ? pasti bagadang ya semalam,”ungkap salah seorang panitia seleksi. Namun dengan polos Okto menjawab, “Saya lapar. Belum makan dua hari,”ungkapnya saat ditemui, Selasa (10/3) pagi ketika sedang beristirahat.. .
Bahkan untuk mengikuti tes di lapangan SPN dirinya harus membuang malu hingga 3 jam demi meminjam uang Rp 50 ribu kepada ibu kosnya untuk biaya transportasi sampai di tempat tujuannya demi mengkuti tes.
Setelah ditolong dan diberikan bekal oleh para pelatih, si Okto pun melanjutkan tes kesamapataan dengan kondisi lemas, namun dirinya berhasil mengikuti seluruh rangkaian dengan nilai sempurna.
Saat bincang-bincang, Okto menyampaikan dirinya selama mengikuti tes Bintara Noken Polri tahun 2020, tinggal di kos seputaran BTN Purwodadi Sentani.
“Saya kos di Sentani kaka, saya tinggal sendiri, uang yang saya dikasih dari orang tua pakai bayar kos. Dari situ saya jarang makan karena uang habis,”ucapnya.
Ironisnya alat komunikasi handphone miliknya baru beberapa waktu lalu dicuri saat berada di kos miliknya.“Handphone hilang, saya tidak bisa kasih tau kabar keluarga di kampung,” bebernya.
Okto yang hobi bermain bola Voli ini menerangkan dengan keterbatasan ekonomi dirinya maupun keluarganya tidak mengurung niatnya untuk tes Polisi, lantaran Okto yakin Tuhan Yesus selalu ada untuk menuntun jalannya.
“Saya yakin Tuhan Yesus baik. Selalu ada jalan menuju Roma. Itu pesan orang tua saya dan saya selalu pegang amanat orang tua saya sebagai pedoman hidup saya,” terangnya.
Dari pantauan wartaplus.com, Okto berhasil mendahului rekan secasisnya saat tes lari 12 menit dengan 5 putaran walaupun waktu masih banyak waktu. “Saya berjuang untuk saya dan orang tua,”ucapnya.*