TIMIKA, wartaplus.com, - Ratusan masyarakat dari Kampung Longsoran, Kampung Batu Besar, dan Kampung Kimbeli di Distrik Tembagapura, Timika mengungsi ke Polsek Tembagapura pada Jumat (6/3) karena teror yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dalam beberapa hari terakhir.
Ratusan pengungsi ini mulai mendatangi Polsek Tembagapura pada Jumat pagi sekitar pukul 05.00 WIT. Masyarakat yang datang didominasi oleh perempuan dan anak-anak.
Dari keterangan warga, alasan mereka mengungsi karena suasana di Kampung sudah tidak nyaman, dimana kampung mereka di datangi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dan melakukan teror terhadap warga. Bahkan kelompok kriminal ini meminta makanan dengan paksaan dan menodongkan senjata.
Kapolsek Tembagapura, AKP Hermanto, mengatakan, hingga Jumat sore sekitar pukul 18.00 WIT terdapat 790 warga yang mengungsi ke Polsek Tembagapura.
“ Data yang kami dapatkan hingga Jumat sore sudah ada sekitar 790 orang yang mengungsi dari kampung mereka. Jumlah ini terdiri dari sekitar 100 anak-anak, 370 Wanita dan 320 laki-laki,” kata Kapolsek dalam siaran persnya
“ Mereka yang datang ini berasal dari Kampung Longsoran, Kampung Batu Besar, dan Kampung Kimbeli dan kemungkinan akan ada lagi dari Kampung Banti,” sebutnya.
Lanjut kapolsek, bagi warga yang sudah di data dan memilki tanda pengenal, langsung diberangkatkan dari Tembagapura menuju Timika menggunakan bis yang sudah disiapkan.
“ Setelah kami melakuka verifikasi warga yang datang, selanjutnya kami koordinasi dengan CLO PT. Freeport Indonesia dan disiapkan sebanyak 13 bus untuk membawa masyarakat ini ke Timika,” ujarnya.
“ Mereka yang dipulangkan ini langsung tiba di kediaman mereka, seperti ke Sp5, Sp 12, Kwamki dan daerah lain, juga untuk masyarakat yang masih menunggu kendaraan bis di siapkan makan dan minuman sementara menunggu kendaraan menuju ke Timika,” tandasnya.
Sementara itu, Tokoh Pemuda Banti, Agus Beanal, mengucapkan terima kasih atas kesigapan pihak Kepolisian dan TNI dalam membantu mengamankan serta mengevakuasi masyarakat mulai dari dini hari hingga gelap.
“ Sekali lagi kami ucapkan terima kasih banyak karena di kampung kami takut dan tidak aman bagi anak-anak,” ujarnya.**