JAYAPURA, wartaplus.com - Danrem 172/PWY, Kolonel Inf Binsar Sianipar menegaskan proses evakuasi Heli MI-17 belum bisa dilakukan mengingat lokasinya yang cukup ekstrem yakni berada di tebing gunung dengan ketinggian 12.500 feet (kaki) dan cuaca yang sangat dingin.
Meski begitu, Danrem saat diwawancarai pers di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Selasa (11/2) mengaku, hari ini tim telah diberangkatkan meninjau ulang lokasi pendaratan untuk evakuasi.
"Hari ini kita merencanakan menentukan titik pendaratan karena memang cuaca ekstrem, medannya ekstrem. Oleh karena itu kita harus tinjau ulang hari ini titik pastinya untuk menurunkan pasukan," papar Danrem.
Untuk evakuasi, ungkap Danrem, akan melibatkan masyarakat lokal termasuk tokoh tokoh masyarakat yang tahu persis lokasi jatuhnya Heli.
"Karena cuaca di sana sangat dingin dan tidak ada perkampungan disana, dan kita juga akan melibatkan tokoh masyarakat dan pasukan yang akan kita drop apakah besok atau lusa," terang Danrem
Disinggung soal kesiapan armada untuk evakuasi? Danrem menegaskan, telah disiapkan 4 unit Heli Bell TNI AD dan satu unit Heli Sipil "Kita juga berencana menyewa lagi satu Heli yang memiliki karakteristik yang bisa mendarat di ketinggian 12.500 feet untuk proses evakuasi," tambahnya.
Seperti diketahui, helikopter MI-17 dengan Nomor registrasi HA-5138 milik Penerbad TNI AD mengalami hilang kontak saat melaksanakan misi penerbangan dari Bandara Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang ke Bandara Sentani Jayapura. Pesawat tersebut dilaporkan membawa 12 orang terdiri dari 7 orang kru dan 5 orang personil Satgas Yonif 725/WRG yang akan melaksanakan pergantian Pos
Sebelumnya helikopter tersebut melaksanakan misi pendorongan logistik ke Pos Udara Pengamanan Perbatasan (Pamtas) di Distrik Okbibab Kabupaten Pegunungan Bintang Papua.*