JAYAPURA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Papua mengingatkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) agar mewaspadai penurunan suku bunga KUR (Kredit Usaha Rakyat)
Kepala OJK Papua, Adolf Simanjuntak dalam siaran persnya, Kamis (15/01) menyarankan agar BPR tidak menawarkan produk kredit yang menarik, yang memungkinkan debitur mereka akan beralih ke KUR.
"Ini akan berimbas ke BPR karena yang tadinya masyarakat yang sebenarnya bisnisnya bisa menggunakan KUR dan mengambil pinjaman ke BPR, mereka bisa beralih ke KUR," terangnya.
Sementara itu terkait realisasi KUR pada 2019, OJK mencatat terjadi peningkatan sebesar 8,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"KUR kita meningkat, 2018 realisasinya Rp940 miliar sedangkan 2019 Rp1,018 triliun, jadi tumbuh 8,4 persen," katanya.
Adapun sektor yang mendominasi, ungkapAdalf, masih di sektor perdagangan. Meski begitu dia memastikan, sesuai dengan prioritas pemerintah yang ingin meningkatkan produktifitas sektor produksi, maka perbankan di Papua juga telah menjalankan hal tersebut.
Meningkatnya penyaluran KUR di Papua, patut diapresiasi karena tingkat literasi keuangan di Papua masih yang terendah di seluruh Indonesia.
"Memang tumbuhnya masih 8,4 persen, tapi ini menandakan bahwa masyarakat Papua sudah terinformasi ada kredit dengan suku bunga yang rendah," jelasnya
Hingga kini, ada lima perbankan di Papua yang menyalurkan KUR, yaitu Bank Papua, BRI, BNI, Bank Mandiri dan BTN. **