MERAUKE-Universitas Negeri Musamus (UNMUS), Merauke, Provinsi Papua siap bekerjasama dengan PT Freeport Indonesia (PTFI) di bidang penelitian lingkungan dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia mengingat tidak lama lagi wilayah Selatan Papua akan menjadi sebuah daerah otonom baru (DOB) Provinsi Papua Selatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Mimika – wilayah operasi PTFI.
Hal itu disampaikan Rektor Unmus, Prof. Dr. Philipus Betaubun, MT di Merauke, Rabu terkait semakin penting dan strategisnya peran Unmus di wilayah paling timur dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Pada saat ini, masyarakat dan empat bupati di wilayah Selatan Papua sedang mempersiapkan diri membentuk Provinsi Papua Selatan lepas dari provinsi induk Papua. Ketika terbentuk Provinsi Papua Selatan maka daerah otonom baru ini akan semakin penting dan strategis bagi PTFI yang selama 20 tahun ke depan akan selalu berurusan dengan persoalan pelik di bidang lingkungan terutama meluapnya sisa pasir tambang atau Tailing di wilayah Kabupaten Mimika,” katanya.
Patut dicamkan bahwa wilayah pesisir Kabupaten Mimika sendiri sudah tidak mampu menampung tailing hasil olahan mineral tambang PTFI. Daerah yang paling memungkinkan untuk menampung dan memanfaatkan tailing adalah Papua Selatan asalkan pihak Kementerian Lingkungan Hidup ikhlas – tanpa kepentingan politik apapun - menyatakan bahwa tailing tidak mengandung bahan beracun dan berbahaya bagi manusia, fauna dan flora serta pembangunan berkelanjutan.
Adapun empat kabupaten yang akan membentuk Provinsi Papua Selatan adalah Kabupaten Merauke, Asmat, Boven Digul dan Mapi. Pembentukan provinsi baru ini kini sedang berproses di tingkat lokal, regional dan nasional.
Untuk mengantisipasi permasalahan lingkungan tersebut, lanjut Philipus, Unmus dan Universitas Cenderawasih (Uncen) di Jayapura dapat diajak kerjasama oleh PTFI untuk bersam-sama memikirkan solusi meluapnya tailing di pesisir pantai selatan khususnya pesisir pantai Mimika.
Kerjasama mengatasi persoalan meluapnya tailing di wilayah pesisir Selatan Papua itu tidak hanya sebatas menggelar diskusi melalui kelompok-kelompok diskusi yang terfokus (FGD), seminar atau sejenisnya, tetapi juga pengembangan sumber daya manusia di wilayah Selatan Papua khususnya peningkatan kapasitas perguruan tinggi Unmus, Merauke agar mampu mengelola dan memanfaatkan tailing untuk pembangunan provinsi baru ini.
Dia mengakui bahwa pihak Unmus sudah berulang kali mengulurkan tangan meminta kerjasama dengan PTFI, namun uluran tangan itu belum disambut oleh manajemen perusahaan tersebut, mungkin karena letak Unmus terlalu jauh dari daerah operasi PTFI sehingga belum perlu diperhitungkan dan belum perlu mendapatkan perhatian serius dari Freeport.
Namun, kata Philipus, seiring dengan proses lahirnya daerah otonom baru di wilayah Selatan Papua dan dihadapkannya Freeport dengan permasalahan pelik di bidang luapan tailing selama masa perpanjangan ijin usaha pertambangan sekitar 20 tahun ke depan maka provinsi baru ini bersama Unmus akan semakin diperhitungkan oleh perusahaan tambang mineral ini.
Dua wilayah kabupaten di pantai Selatan Papua yang dapat langsung memanfaatkan tailing sebagai bahan baku pembangunan infrastruktur jembatan, jalan raya, dan sebagainya adalah Kabupaten Asmat dan Merauke. Malahan, patut dicatat baik-baik bahwa pada beberapa tahun lalu, di lingkungan kampus Unmus sendiri, telah dibangun jalan dengan menggunakan bahan baku tailing yang didatangkan dari areal operasi PTFI di Kabupaten Mimika.
Philipus pun mengatakan, jika PTFI berkeinginan bekerjasama dengan Unmus maka hal itu bukanlah merupakan sebuah kemustahilan lantaran satu-satunya perguruan tinggi negeri di Selatan Papua ini sama dengan Universitas Cenderawasih di Jayapura yaitu mendidik banyak putra-putri masyarakat asli Papua. Di Unmus sendiri, banyak sekali mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Mimika, Asmat, dan kabupaten-kabupaten lainnya di wilayah Pegunungan Tengah Papua. Hingga kini, Unmus memiliki enam fakultas yaitu Fakultas Pertanian, Teknik, Hukum, Pendidikan, Ekonomi Bisnis, dan FISIP.
Fakultas Pertanian memiliki jurusan perikanan, peternakan, agronomi dan agrobisnis. Sedangkan Fakultas Teknik memiliki jurusan arsitektur, teknik sipil, mesin dan informastika.
“Unmus telah mendapatkan bantuan dari banyak perusahaan yang tidak beroperasi di Papua namun rela membantu demi peningkatan mutu pendidikan putra-putri Papua di Unmus. Bantuan buku-buku telah mencapai milyaran rupiah. Hal ini tentu merupakan tantangan tersendiri bagi Freeport yang akan beroperasi 20 tahun lagi di Tanah Papua yang daerah tumpahan tailingnya bertetangga langsung dengan calon provinsi baru Papua Selatan,” katanya.*