SENTANI – Guna menambah wawasan tentang lingkungan, puluhan siswa dari SMA Lentera Harapan mengikuti Diskusi Konservasi (DISKO) bersama WWF Indonesia Program Papua di Sentani, Kabupaten Jayapura, Jumat kemarin.
Kegiatan diawali dengan debat siswa yang mengambil tema “ Banjir Bandang Sentani tahun 2019”. Dalam debat tersebut siswa beradu argumen tentang penyebab banjir apakah ulah manusia ataukah faktor alam.
Valerina dan Joice yang merupakan juru bicara kelompok pro terhadap penyebab banjir akibat ulah manusia memaparkan sejumlah data tentang perambahan hutan yang mengurangi daerah resapan air, pemanasan global yang mempengaruhi curah hujan hingga isu sampah yang menyumbat daerah aliran air.
Sementara Austa dan Alessandro sebagai juru bicara yang menilai penyebab banjir merupakan faktor alamiah yang disebabkan oleh topografi cagar alam cycloop, kondisi tanah dan curah hujan yang ekstrim sehingga bencana tidak dapat dihindari.
Hasil debat para siswa kemudian didiskusikan bersama dengan staff Forest WWF-Indonesia Program Papua, Deddy R. Luanmasar. Dari diskusi tersebut peserta memahami bahwa baik faktor manusia dan alam sangat berkaitan erat satu sama lain. Manusia bisa melakukan beberapa pencegahan dan program pemulihan akibat kerusakan yang timbul pasca bencana.
Ade Sangadji selaku Conservation Learning Center Manager, WWF-Indonesia Program Papua menjelaskan bahwa Diskusi Konservasi (DISKO) ini diharapkan menjadi katalisator peningkatan sumber daya manusia terutama dibidang pembangunan berkelanjutan yang tidak terbatas dari usia sekolah saja tetapi masyarakat papua secara umum.
Ade menambahkan jika pendidikan berwawasan keberlanjutan untuk usia PAUD hingga perguruan tinggi dikemas dengan metode yang berbeda, begitu juga untuk kelompok-kelompok masyarakat dan komunitas yang biasanya melalui pelatihan-pelatihan kompetensi yang terkait isu pembangunan berkelanjutan.
“ Kami terus berkembang dan berusaha untuk memaksimalkan serta memanfaatkan sumber daya dan fasilitas yang dimiliki, harapannya kedepan diskusi ini bisa melahirkan banyak sumber daya manusia berorientasi pada pembangunan berkelanjutan di tanah papua,” harapnya.
Sementara itu, Melson Philep, selaku guru dampingan siswa SMA Lentera Harapan menilai bahwa diskusi lingkungan yang dilakukan sangat baik untuk melatih siswa berdiskusi dan mengeluarkan pendapat berdasarkan data.
“ Kami ingin siswa mendapatkan wawasan tentang lingkungan, flora dan fauna tidak hanya di sekolah, melainkan lewat diskusi lingkungan seperti ini. Semoga bisa diaplikaskan dalam kehidupan sehari-hari tentang upaya menjaga lingkungan,” ujarnya.**