JAYAPURA - Asisten II Setda Provinsi Papua, Muhammad Musa’ad menyebutkan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik I Provinsi Papua yang digelar di Kota Jayapura mulai 14 - 18 November 2019 bukan hanya sekedar menyajikan perlombaan paduan suara, namun juga dapat menjaga semangat persaudaraan antar sesama umat beragama yang hidup di Tanah Papua, dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kata Musa'ad, mengingat situasi bangsa dan negara yang akhir-akhir ini sedang dilanda banyak cobaan, Pesparani I Katolik di Provinsi Papua justru menjadi momentum kebersamaan solidaritas.
“Terlebih kami di Papua, dengan semangat Pesparani I Katolik dapat menjunjung rasa kekeluargaan diantara sesama anak bangsa dalam satu saudara yang hidup di tanah Papua,” katanya, dalam pembukaan Pesparani I Katolik yang dilaksanakan di Auditorium Universitas Cenderawasih, Kamis (14/11).
Lanjut dia, Pemprov Papua bangga dengan diselenggarakannya Pesparani I Katolik dengan keterlibatan agama lain dalam kegiatan ini. Misalnya saja Ketua Umum Panitia Pesparani I Katolik yang dipegang oleh Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano yang diketahui beragama kristen, lalu ada juga musik qasidah yang dilibatkan dalam pembukaan Pesparani.
“Termasuk saya yang hadir ditempat ini mewakili Pemprov Papua, kebetulan beragama muslim, serta hadir pula keterlibatan umat dari hindu dan budha. Ini semua menunjukkan bahwa kami di Papua sepakat menjaga Papua tanah damai dalam keberagaman dan toleransi beragama,” ujarnya.
Lanjut Musa’ad, perbedaan adalah kodrat. Semua orang tak pernah mengetahui dan tak pernah meminta dirinya akan menjadi seorang beragama islam, hindu, budha, kristen dan katolik. Termasuk setiap orang tak pernah meminta dan akan berasal dari suku Batak, Sunda, Jawa hingga Papua.
“Keterlibatan antar umat beragama pada pesparani menjadi bukti bahwa semua agama hidup berdampingan dan sepakat ikut dalam pembangunan di tanah papua,” katanya.
Musa’ad juga mengingatkan kepada pemda di 29 kabupaten/kota, untuk berkontribusi dalam pengembangan kegiatan keagamaan, termasuk pesparani dan kegiatan umat beragama lainnya. Hari ini laporan dari panitia, ada lebih dari 1.600-an peserta dalam lomba pesparani dan ini menjadi awal yang baik dalam kegiatan pesparani.
“Kota Jayapura yang menjadi tuan rumah, harus melakukan yang terbaik dalam pelayanannya. Marilah kita tunjukan kepada semua orang, bahwa keberagaman di tanah Papua dapat membawa sukacita. Dari negeri matahari terbit inilah, kita semua sebarkan cinta kasih untuk menyinari Indonesia. Selamat berlomba kepada peserta pesparani dan ikuti prosesnya dengan baik,” pungkasnya.**