JAYAPURA - Kurang lebih 24 jam terdampar di Teluk Wairorif, Distrik Ambai, Kabupaten Kepulauan Yapen, ikan paus biru yang ditemukan warga akhirnya mati di pinggir pantai pada Selasa (5/11) pagi.
Sekda Kabupaten Yapen, Alexander Nussy, menduga bahwa ikan paus biru tersebut mati karena luka pada sebagian tubuhnya
“ Dugaan kita ikan ini mati karena luka pada sejumlah badannya, karena sejak ditemukan kemarin memang kondisi ikan sudah dalam keadaan luka cukup parah,” katanya saat dikonfirmasi pers Rabu (6/11) sore.
Alex menyebut, saat ini bangkai ikan tersebut masih berada di pinggir pantai dan rencananya akan dievakuasi ke darat untuk dikubur.
“ Ikan ini masih dilokasi awal waktu ditemukan (pinggir pantai) dan rencananya besok akan dievakuasi untuk dikubur,” ujarnya.
Pihaknya khawatir, jika bangkai ikan ini tidak ditangani dalam waktu dekat, maka bangkai ikan akan mencemari laut di teluk ambai dan mempengaruhi lingkungan sekitar karena bau busuk yang menyengat.
“ Ikan ini besar sekali dan akan mempengaruhi masyarakat. Baik dari limbahnya maupun dari aroma yang sangat menyengat nantinya, sehingga perlu penanganan cepat terhadap bangkai ikan ini,” jelasnya.
Sebelumnya ikan paus biru dengan panjang 12 meter ditemukan terdampar di Teluk Wairorif, Distrik Ambai, Kabupaten Kepulauan Yapen pada Senin (4/11) pagi.
Untuk menyelamatkan ikan tersebut, pemerintah dan warga setempat berupaya menariknya ke tengah laut dengan harapan kembali berenang ke tengah laut, namun usaha warga tersebut gagal karena ikan tersebut kembali ke pinggir pantai.**