TPNPB Organisasi Papua Merdeka Bertanggungjawab Atas Penyerangan Rombongan Balai Bina Marga

Salah satu korban penyerangan/Istimewa

TPNPB Organisasi Papua Merdeka  Bertanggungjawab Atas Penyerangan Rombongan Balai Bina Marga

 

JAYAPURA- Tentara Pembebasan Nasionan Papua Barat (TPNPB)-Organisasi Papua Merdeka (OPM)  Komando Daerah Pertahanan XVI Yahukimo, bertanggungjawab atas   penyerangan  kepada yakni La Hanafi (51) Kepala Satuan Kerja wilayah Puncak Jaya Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional ( BBPJN) XVIII Papua  terkena panah di punggung tembus paru paru dan Agus Suprianto (50) yang merupakan karyawan PT Agung Mulia Iriana terkena panah di bagian leher depan.

“Serangan ini telah kami lakukan dibawah komando Panglima Kodap P XVI Yahukimo Brigjen Yerry Wakman Kobak  dan komandan Operasi Singa bahabol.  “Dan untuk sementara pasukan TPNPB-OPM tidak ada yang korban. Jika Indonesia mau lawan, kami siap dengan pasukan busur dan panah. Karena kami berjuang untuk hak politik penentuan nasib sendiri bagi bangsa Papua,”ujar Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom kepada wartaplus.com, Senin (28/10) pagi

Sementara itu Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), John Wempi Wetipo menjenguk dua korban penyerangan Orang Tak Dikenal (OTK) di Yahukimo, yang kini tengah menjalani perawatan intensif di RS Provita Kota Jayapura, Minggu (27/10) pagi.

Kedua korban yakni La Hanafi (51) Kepala Satuan Kerja wilayah Puncak Jaya Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional ( BBPJN) XVIII Papua, terkena panah di punggung tembus paru paru dan Agus Suprianto (50) yang merupakan karyawan PT Agung Mulia Iriana terkena panah di bagian leher depan

Wempi Wetipo menjenguk korban dengan ditemani Anggota DPR RI, Kamaruddin Watubun, Kepala BBPJN XVIII Papua, Osman Marbun dan sejumlah staf Kementerian PUPR

Kepada pers, Wempi Wetipo menyampaikan bahwa kunjungannya ke Papua secara khusus menjenguk pegawai PUPR yang menjadi korban penyerangan warga di Yahukimo

“Saya baru dilantik beberapa hari jadi Wakil Menteri PUPR, sebenarnya saya diperintahkan ke Sorong lalu ke Jayapura oleh bapak Menteri, namun saya bilang tidak karena ada masalah di Yahukimo (penyerangan rombongan pegawai PUPR), makanya menteri tugaskan untuk saya jenguk ke rumah sakit. Karena saya lihat kondisi ini, staf kita (diserang) saat lakukan tugas pelaksanaan infrastruktur di Papua,” ujar Wempi

Mantan Bupati Jayawijaya dua periode ini mengaku prihatin dan menyesalkan karena masih saja ada kejadian yang menghambat pembangunan infrastruktur di Papua

“Kalau hari ini kita berbicara banyak orang yang komentar di media bicara bagaimana memacu pembangunan infrastruktur di Papua tapi kalau kelakuan masyarakat model begini, kapan kita membangunnya?” sesalnya

Putra asli Lembah Baliem yang juga kader PDIP ini mengaku, penunjukan dirinya oleh Presiden sebagai Wakil Menteri PUPR adalah dengan penugasan khusus bagaimana berbicara soal pembangunan infrastruktur dan kaitannya dengan masalah keamanan di Papua.

“Saya jadi Wakil Menteri PUPR bukan hanya urus infrastruktur tapi juga kalau di Papua urus masalah keamanan. Supaya infrastruktur terbangun dengan baik. Mungkin selama ini ada komunikasi yang putus antara pemerintah dan masyarakat. Mari kita duduk bersama, kita bicarakan bersama dengan para pemimpin di tanah ini. Kita bangun infrastruktur, demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Papua,”ajaknya

Wempi juga menyampaikan terima kasih kepada para dokter RS Provita yang telah membantu penyembuhan kedua korban. “Ini masa observasi tiga hari ke depan saya harap dokter di rumah sakit ini bisa membantu penyembuhan keduanya, supaya mereka bisa kembali ke lapangan untuk bisa bekerja membangun daerah ini,”harapnya

Tanpa Koordinasi

Kepala BBPJN XVIII Papua, Osman Marbun mengatakan, rombongan PUPR saat itu berjumlah 11 orang dan memang mereka mendapat penugasan langsung dari pusat untuk melakukan monitoring.

Namun dirinya menyayangkan bahwa monitoring itu dilakukan tanpa koordinasi terlebih dahulu dengan dirinya selaku Kepala BNPJN Papua. Padahal jika diberitahukan lebih awal, selaku pimpinan pastinya akan melarang mengingat situasi keamanan saat ini di seluruh wilayah Papua yang belum kondusif

“Saya sendiri menanyakan ngapain ke lapangan monitoring? Karena saya sudah dapat surat dari Danrem 172/PWY bahwa kondisi keamanan belum stabil. Memang Kasubdit sudah memberitahu saya tapi hanya via pesan Whatsapp. Saya sendiri memang sedang sangat sibuk mengurus persiapan kunjungan Presiden,”akunya

Adapun kegiatan infrastruktur di Yahukimo yang dikerjakan dengan menggunakan dana APBN antara lain Kegiatan pembangunan jalan Dekai - Kenyam, pengaspalan jalan Dekai – Serendalan, dan pembangunan jembatan di lima titik yang dilakukan secara bertahap karena merupakan program mulitiyears

Sementara itu menurut Dokter Heinz Fernando Tethool yang menangani kedua pasien, kondisi keduanya masih stabil. Sehigga tidak perlu dirujuk. "Kondisinya masih stabil, sekarang masih dalam tahap observasi. Sementara kami bisa tangani disini sehingga gak perlu dirujuk,”katanya.

Seperti diketahui rombongan Balai Bina Marga Provinsi Papua bersama PT. Agung Mulia Iriana diserang orang tak dikenal (OTK), di Jalan Raya Kampung Kali Bele Jalan Gunung Distrik Dekai Kabupaten Yahukimo, Jumat (25/10) sore pukul 15.00 WIT.

Akibatnya penyerangan itu, La Hanafi (51) Kepala satuan kerja (Kasatker) Balai Bina Marga Provinsi Papua dan Heri Agus suprianto dan Heri Agus suprianto (50) karyawan PT. Agung Mulia Iriana mengalami luka di bagian leher dan punggung lantaran CV terkena panah.