JAYAPURA – Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), John Wempi Wetipo menjenguk dua korban penyerangan Orang Tak Dikenal (OTK) di Yahukimo, yang kini tengah menjalani perawatan intensif di RS Provita Kota Jayapura, Minggu (27/10) pagi.
Kedua korban yakni La Hanafi (51) Kepala Satuan Kerja wilayah Puncak Jaya Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional ( BBPJN) XVIII Papua, terkena panah di punggung tembus paru paru dan Agus Suprianto (50) yang merupakan karyawan PT Agung Mulia Iriana terkena panah di bagian leher depan
Wempi Wetipo menjenguk korban dengan ditemani Anggota DPR RI, Kamaruddin Watubun, Kepala BBPJN XVIII Papua, Osman Marbun dan sejumlah staf Kementerian PUPR
Kepada pers, Wempi Wetipo menyampaikan bahwa kunjungannya ke Papua secara khusus menjenguk pegawai PUPR yang menjadi korban penyerangan warga di Yahukimo
“Saya baru dilantik beberapa hari jadi Wakil Menteri PUPR, sebenarnya saya diperintahkan ke Sorong lalu ke Jayapura oleh bapak Menteri, namun saya bilang tidak karena ada masalah di Yahukimo (penyerangan rombongan pegawai PUPR), makanya menteri tugaskan untuk saya jenguk ke rumah sakit. Karena saya lihat kondisi ini, staf kita (diserang) saat lakukan tugas pelaksanaan infrastruktur di Papua,” ujar Wempi
Mantan Bupati Jayawijaya dua periode ini mengaku prihatin dan menyesalkan karena masih saja ada kejadian yang menghambat pembangunan infrastruktur di Papua
“Kalau hari ini kita berbicara banyak orang yang komentar di media bicara bagaimana memacu pembangunan infrastruktur di Papua tapi kalau kelakuan masyarakat model begini, kapan kita membangunnya?” sesalnya
Putra asli Lembah Baliem yang juga kader PDIP ini mengaku, penunjukan dirinya oleh Presiden sebagai Wakil Menteri PUPR adalah dengan penugasan khusus bagaimana berbicara soal pembangunan infrastruktur dan kaitannya dengan masalah keamanan di Papua.
“Saya jadi Wakil Menteri PUPR bukan hanya urus infrastruktur tapi juga kalau di Papua urus masalah keamanan. Supaya infrastruktur terbangun dengan baik. Mungkin selama ini ada komunikasi yang putus antara pemerintah dan masyarakat. Mari kita duduk bersama, kita bicarakan bersama dengan para pemimpin di tanah ini. Kita bangun infrastruktur, demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Papua,”ajaknya
Wempi juga menyampaikan terima kasih kepada para dokter RS Provita yang telah membantu penyembuhan kedua korban.
“Ini masa observasi tiga hari ke depan saya harap dokter di rumah sakit ini bisa membantu penyembuhan keduanya, supaya mereka bisa kembali ke lapangan untuk bisa bekerja membangun daerah ini,”harapnya
Tanpa Koordinasi
Kepala BBPJN XVIII Papua, Osman Marbun mengatakan, rombongan PUPR saat itu berjumlah 11 orang dan memang mereka mendapat penugasan langsung dari pusat untuk melakukan monitoring.
Namun dirinya menyayangkan bahwa monitoring itu dilakukan tanpa koordinasi terlebih dahulu dengan dirinya selaku Kepala BNPJN Papua. Padahal jika diberitahukan lebih awal, selaku pimpinan pastinya akan melarang mengingat situasi keamanan saat ini di seluruh wilayah Papua yang belum kondusif
“Saya sendiri menanyakan ngapain ke lapangan monitoring? Karena saya sudah dapat surat dari Danrem 172/PWY bahwa kondisi keamanan belum stabil. Memang Kasubdit sudah memberitahu saya tapi hanya via pesan Whatsapp. Saya sendiri memang sedang sangat sibuk mengurus persiapan kunjungan Presiden,”akunya
Adapun kegiatan infrastruktur di Yahukimo yang dikerjakan dengan menggunakan dana APBN antara lain Kegiatan pembangunan jalan Dekai - Kenyam, pengaspalan jalan Dekai – Serendalan, dan pembangunan jembatan di lima titik yang dilakukan secara bertahap karena merupakan program mulitiyears
Sementara itu menurut Dokter Heinz Fernando Tethool yang menangani kedua pasien, kondisi keduanya masih stabil. Sehigga tidak perlu dirujuk
“Keduanya kondisinya masih stabil, sekarang masih dalam tahap observasi. Sementara kami bisa tangani disini sehingga gak perlu dirujuk,”katanya.**