JAYAPURA - Ketua Nahdatul Ulama (NU) Kota Jayapura, Kyai Haji Kahar Yelipele meminta kepada seluruh umat beragama di Papua Khususnya di Kota Jayapura untuk tidak terpancing dengan isu-isu provokatif dan bohong (Hoax) yang berkembang pesat di media sosial.
"Kepada masyarakat dan seluruh saudara saya mari kita bersama-sama menyebarkan kedamaian, jangan menyebarkan hoax untuk menjaga persaudaraan di tanah Papua yang kita cintai," Hal itu diungkapkannya, saat di temui di ruang kerjanya, Senin (21/10) sore.
Sementara terkait kejadian kerusuhan di Kota Jayapura dan Wamena, Kabupaten Jayawijaya beberapa pekan Lalu, ia menerangkan murni kasus tersebut kriminalitas dan bukan kasus konflik antar Agama.
"Kasus Jayapura dan Wamena bukan konflik antar agama, maka dari itu saya imbau kepada saudara muslim baik di Papua maupun di luar agar menahan diri dan menyerahkan masalah ini kepada pihak berwenang," imbaunya
Pria asal Lembah Baliem, ini kembali menegaskan untuk tidak ada gerakan tambahan terkait jihad di Papua, mengingat akan menimbulkan masalah baru.
"Saat ini masalah yang terjadi sudah ditangani oleh pihak kepolisian, biarlah mereka bekerja, sementara kita mendoakan agar pihak berwajib bisa bekerja dengan maksimal, begitu juga kita mendoakan saudara kita yang menjadi korban dalam kerusuhan itu," katanya
Lanjut Kahar, bangsa kita adalah bangsa yang besar karena beraneka ragam suku, Bangsa, Agama yang dikenal dengan bhineka tunggal Ika, marilah kita bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan untuk menuju bangsa yang besar.
"Hentikan sebutan istilah warga asli Papua dan pendatang karena kita semua adalah saudara sebangsa dan setanah air Indonesia," bebernya.
Kahar pun menambahkan bagi mahasiswa eksodus agar kembali ke kota studi untuk mengenyam pendidikan yang dijalani tanpa perlu menyikapi isu yang berkembang.
"Bagi mahasiswa yang eksodus agar kembali, kalian kelak nanti yang membangun Papua dan kalianlah generasi penerus bangsa ini untuk membangun Papua kedepannya. Janga terpengaruh dengan isu-isu provokatif yang berkembang sehingga mengorbankan pendidikan," serunya.**