JAYAPURA - Pasca teror penembakan yang diduga dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata di Ilaga, ibukota Kabupaten Puncak, Papua dua pekan lalu dan menewaskan tiga warga sipil, kini kota Ilaga telah berangsur kondusif
Aktivitas masyarakat telah kembali normal sepertinya biasanya, bahkan penerbangan di Bandara Aminggaru, Kabupaten Puncak yang sebelumnya mengalami kendala lantaran faktor keamanan pun sudah berjalan seperti biasanya.
Warga masyarakat pendatang serta pribumi bahkan pemerintah dan aparat Kemanan di kabupaten Puncak bersepakat untuk bergandengan tangan menolak aksi kriminalitas dan kekerasan yang dapat menggangu stabilitas keamanan, dengan menggelar Pesta adat acara bakar batu di Ilaga, Kabupaten Puncak, Sabtu (5/8),akhir pekan kemarin.
Bupati kabupaten Puncak, Willem Wandik,SE.M.Si, ketika dikonfirmasi via telepon, minggu (6/10) menerangkan acara makan bersama tersebut membuktikan bahwa kondisi di Puncak sudah kondusif dimana aktifitas ekonomi serta pelayanan publik sudah berjalan normal seperti biasanya pasca aksi teror yang terjadi beberapa waktu lalu.
"Saya pastikan pemerintahan sudah normal dan kondusif, pada hari Senin 7 oktober, saya akan pimpin apel, menunjukan kabupaten Puncak, sudah kondusif seperti biasanya lagi, masyarakat jangan takut, mengungsi lagi, kembali beraktifitas seperti biasa, saya sebagai Kepala daerah, siap menjamin keamanan bagi kalian,” tegasnya.
Menurutnya, rentetan kasus penembakan yang terjadi di Kabupaten Puncak merupakan akumulasi dari kondisi keamanan Papua secara umum, yang berdampak juga sampai ke Ilaga, beruntung berkat kesigapan aparat keamanan TNI/Polri, sehingga Kabupaten Puncak, sudah kondusif saat ini.
Bupati pun meminta untuk tidak lagi ada aksi kontak senjata yang dilakukan oleh kedua belah pihak baik KKB maupun Aparat keamanan di kabupaten Puncak, mengingat aksi kontak senjata itu sangat berdampak pada pembangunan serta kondisi psikis seluruh masyarakat yang ada.
"Kontak senjata tidak akan pernah menyelesaikan persoalan di kabupaten Puncak, justru dengan kontak senjata, malah membuat pembangunan di Kabupaten Puncak menjadi lambat, karena tidak ada kedamaian di Kabupaten Puncak. Kontak senjata kalau tetap terjadi,maka pemerintahan, pendidikan, ekonomi, pembangunan infratruktur jalan, akan lumpuh total, pembangunan di satu daerah tidak akan berjalan dengan baik,”jelasnya
Bupati pun berharap agar pemerintah pusat dalam menangani persoalan di pegunungan tengah Papua, jangan menggunakan cara-cara kontak senjata atau pendekatan militer, karena dengan cara milter, sudah tentu akan menimbulkan saling serang, antara sipil bersenjata.
Dia justru mendorong pendekatan yang digunakan untuk membangun Papua, adalah pendekatan hati, dialog, dengan demikian masyarakat Papua akan berasa bagian dari republik ini dan mereka akan menerima Negara ada di tengah mereka, ketimbang menggunakan pendekatan militer, justru akan membuat hati rakyat Papua menjadi sakit dan akan menjadi bom waktu yang sewaktu-waktu akan meletus.
Sementara itu Kepala suku besar Ilaga, Hosea Wonda, mewakili masyarakat asli Puncak, menjamin keamanan bagi masyarakat nusantara d Ilaga, untuk beraktfitas seperti biasanya, tanpa rasa takut, bahkan dirinya meminta agar mereka yang sudah terlanjut mengungsi keluar ilaga, agar segera balik ke Ilaga,untuk melaksanakan aktfitas seperti biasanya.
“Masyarakat nusantara,PNS, guru,saya minta agar kembali ke ilaga, kami jamin keamanan bagi kalian,kabupaten Puncak, rumah kita, mari datang,kita bersama-sama membangun daerah ini,”ajaknya.**