JAYAPURA - Kerusuhan di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Senin (23/9) menyebabkan 11 orang perantau asal Minang menjadi korban, 9 diantaranya meninggal dunia termasuk anak anak.Sementara kurang lebih 400 perantau minang mengungsi
Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit yang langsung terbang ke Papua, Sabtu (28/9) dan menemui para pengungsi mengemukakan, tidak semua pengungsi meminta pulang ke kampung halamannya, justru mereka memilih untuk tetap tinggal meski dalam situasi yang belum sepenuhya kondusif.
"Tujuan saya ke Papua untuk memberikan pemahaman dan ingin melihat kondisi sebenarnya. Ternyata masyarakat Minang itu tidak semua ingin pulang. Mereka bilang sudah lahir dan besar di Papua jadi ingin tetap tinggal di Papua," ungkap Asrul saat bertemu Gubernur Papua, Lukas Enembe di Gedung Negara Dok V Jayapura, Minggu (29/9) malam
Dia mengaku, kedatangannya ke Papua, terkait informasi yang simpang siur tentang kondisi warga Minang baik yang korban maupun yang mengungsi di Wamena dan Jayapura.
"Saya sudah ke Wamena. Warga Minang disana 981 orang dimana 672 masih berada di Papua dan 300 lebih itu sudah mengungusi. Kami tidak mengetahui apakah warga kami masih di Papua atau sudah pulang ke Minang,"aku Asrul yang dalam kunjungannya ke Papua didampingi Kepala BNPB, Doni Monardo, Mantan Kapolda Papua, Irjen Pol. Boy Rafli Amar dan sejumlah sesepuh Minang yang ada di Papua.
Lanjut katanya, saat bertemu Bupati Jayawijaya, Bupati juga tak ingin warga pendatang semua pulang kampung, karena perekonomian di Kota Wamena juga didukung oleh warga pendatang.
Di kesempatan itu, Wagub Nasrul menitipkan warganya kepada Gubernur Papua.
"Saya titipkan warga saya kepada Pak Gubernur. Hubungan baik yang sudah berjalan selama ini antara Papua dan Sumatera Barat tetap kita jaga," pintanya
Gubernur Jamin Keamanan
Sementara itu, Gubernur Papua, Lukas Enembe menegaskan, pemerintah dan TNI/Porli menjamin keamanan warga masyarakat baik Orang Asli Papua maupun Non OAP diatas tanah Papua.
Iapun sangat menyesalkan adanya kejadian kerusuhan Wamena dan secara umum di Papua adalah berawal dari kejadian di Surabaya dan Malang.
"Tentu kami sesalkan kejadian ini. Masyarakat tidak perlu takut karena pemerintah dan pihak TNI/POLRI akan menjamin keamanan," tegasnya.
"Saya mengedepankan prinsip Kasih Menembus Perbedaan. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh masyarakat untuk menahan diri dan tidak ada tempat bagi mereka yang melakukan kejahatan di Papua, karena Papua adalah NKRI," tegasnya lagi.
Menemui rombongan Wagub Sumbar, Gubernur didampingi Pangdam Cenderawasih, Mayjen TNI Herman Asaribab.**