JAYAPURA-Hasil penyelidikan sekaligus pemetaan yang dilakukan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) Minggu (29/9, terungkap bahwa yang melakukan pembakaran dan tindak pidana kekerasan di Wamena, Jayawijaya bukan orang asli atau penduduk Lembah Baliem.
“Pelaku pembakaran bukan penduduk asli Wamena (orang Lembah Baliem). Mereka justru banyak membantu memberi perlindungan kepada para pendatang dengan mengamankan di rumah warga maupun gereja,”ujar Kabid Humas Polda Papua AKBP AM Kamal kepada wartawan, Senin (30/9) pagi
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, saat ini, aparat gabungan TNI dan Polri telah melakukan proses evakuasi bagi warga pendatang menggunakan berbagai moda transportasi termasuk pesawat Hercules ke beberapa kota di Papua antara lain ke Jayapura.
Dari kesigapan aparat TNI dan Porli berhasil mengevakuasi 3.213 orang ke Kota Jayapura. 543 orang diantaranya masih berada di tempat-tempat pengungsian antara lain di Lanud Silas Papare 101 orang, Rindam Jayapura 104, YON 751 172 orang, Paguyuban Minang ada 106 orang dan di Mussalah Attaqwa ada 66 orang.
“Polri menjamin keamanan di Wamena, tidak benar jika saat ini kondisi di Wamena tidak terkendali. Polri mengajak semua suku yang ada di Papua untuk bersama-sama menjaga kedamaian di Papua dengan terus meningkatkan rasa persaudaraan dan sebangsa sehingga tidak mudah diprovokasi oleh pihak luar yang menginginkan terjadinya perpecahan dan kerusuhan di bumi Cendrawasih,”ujarnya.
Kepala suku Lembah Baliem (Wamena) Agus Hubi Lapago secara khusus meminta para pendatang untuk tidak mengungsi karena sangat yakin masyarakat asli Wamena sangat mencintai masyarakat Papua pendatang. Karena mereka yakin para perusuh adalah kelompok diluar Wamena. *