WAMENA – Sebanyak lima ribu warga Wamena, Kabupaten Jayawijaya masih menempati sejumlah posko pengungsian pasca kerusuhan yang terjadi Senin (23/9) lalu
Posko pengungsian berada di sejumlah titik seperti Makodim, Mapolres, Kantor DPRD dan Aula Gereja
Saat ini para pengungsi sangat membutuhkan bantuan pakaian terutama pakaian wanita dan anak anak. Mengingat sebagian besar para pengungsi tidak sempat menyelamatkan harta benda mereka yang dibakar sekelompok massa saat kerusuhan terjadi. Mereka hanya memakai pakaian di badan dan lari menyelamatkan diri.
Selain pakaian, pengungsi juga membutuhkan perlengkapan bayi juga makanan bayi, perlengkapan mandi dan serta perlengkapan wanita
Komandan Kodim 1702/Wamena, Letkol Inf Chandra Diyanto kepada wartaplus.com, Kamis ( 26/9) mengaku, sampai pada hari ini untuk logistik makanan sudah bisa terpenuhi.
“Memang dua hari sebelumnya, kita kekurangan logistik makanan. Karena belum ada bantuan dari pihak manapun. Tapi mulai hari ini, dapur umum sudah tergelar, bantuan dari Kodam Cenderawasih. Lalu bantuan logistik seperti beras dan lauk pauk, dari dinas sosial provinsi, sementara dalam pengiriman dari Jayapura,” ungkap Chandra
Lalu untuk kebutuhan sekunder seperti pakaian dan lainnya, lanjutnya, memang belum ada bantuan sama sekali
“Kita butuhkan pakaian, selimut. Sementara bantuan hanya dari teman dekat keluarga dari para pengungsi. Mereka belum dapat bantuan secara umum,” jelasnya
“Padahal pengungsi ini kan banyak wanita, anak anak dan balita mereka sangat membutuhkan bantuan seperti pampers, susu dan makanan khusus untuk balita terus untuk perlengkapan wanita mereka juga sangat membutuhkan,” lanjutnya
Sementara itu, sampai pada Kamis pagi ini, banyak warga pengungsi terutama laki laki yang telah kembali ke rumah mereka untuk membuka usaha warung atau toko. Namun itu yang berada di pusat kota Wamena, sementara yang tinggal di pinggiran kota masih bertahan di pengungsian
“Pastinya kita akan melakukan penjagaan di sepanjang jalan jalan dalam kota, mulai (Rabu) kemarin pagi terutama di pusat pusat perekonomian,”pungkasnya.
Seperti diketahui, demo pelajar berujung anarkis telah membuat kota Wamena mencekam. Sejumlah fasilitas pemerintahan, fasilitas ekonomi dan rumah warga dibakar oleh massa pendemo. Akibat kerusuhan ini sebanyak 30 warga meninggal dunia, dan puluhan lainnya luka luka. Sebagian besar korban meninggal akibat terjebak dalam bangunan yang dibakar oleh massa.**