JAYAPURA -Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal mengungkapkan pasca insiden aksi unjuk rasa rasisme oleh ratusan warga di Wamena Kabupaten Jayawijaya, terdapat 21 korban meninggal dunia.
"Hingga pagi ini data korban meninggal dunia 21 orang, dimana sebelumnya hanya 17 namun pagi tadi ditemukan 4 jenazah di dalam bangunan yang dibakar," ungkap Kamal ketika ditemui di Mapolda Papua, Selasa (24/9) pagi.
Ia pun menjelaskan situasi saat ini di Kota Jayapura dan Wamena Kabupaten Jayawijaya berangsur kondusif walaupun aktifitas masyarakat lumpuh pasca aksi kemarin.
"Kalau Kota Jayapura aktifitas masyarakat berjalan lancarkan, sedangkan Wamena masih lumpuh pasca pembakaran sejumlah fasilitas umum serta pertokoan bahkan beberapa kantor pemerintah disana,"ucapnya.
Sementara Roy Purba salah satu wartawan yang bertugas di Wamena Kabupaten Jayawijaya mengungkapkan situasi pasca aksi anarkis di Wamena mulai kondusif, namun aparat keamanan baik TNI-Polri masih berjaga-jaga guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan kembali terjadi .
"Situasi saat ini sudah mulai aman, namun tidak ada aktivitas masyarakat seperti biasa termaksud aktifitas perekonomian lumpuh total pasca kejadian kemarin," tuturnya ketika dikonfirmasi melalui telepon seluler.
Ia pun menjelaskan sebagaian besar masyarakat di Wamena memilih untuk mengungsi di lokasi-lokasi yang dianggap aman seperti markas kepolisian dan TNI setelah.
"Sejak kemarin banyak masyarakat yang sudah mengungsi pasca aksi anarkis, mereka memilih berlindung di Polres dan Kodim," ucapnya.
Lanjutnya, sebagian besar masyarakat yang mengunsi baik di Polres maupun Kodim merupakan korban yang tempat tinggalnya dan serta tempat usaha dibakar pasca aksi unjuk rasa yang menolak rasisme.
"Saat ini para pengungsi membutuhkan bantuan baik dari pemerintah maupun masyarakat lainnya mengingat harta bendanya hangsu di bakar saat kerusuhan kemarin,"ujarnya.*