SORONG-Saat meliput aksi unjuk rasa pengurus Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sorong di kantor Balai jalan Nasional wilayah XVII kementerian PUPR di Kota Sorong, Papua Barat, Senin (16/9), pelecehan terhadap kinerja jurnalis dilakukan oleh sejumlah pendemo.
Kejadian bermula usai pembacaan tuntutan oleh Ketua GMNI Sorong, Raymon Yekwam. Usai membacakan dan menyerahkan tuntutan kepada pihak Balai Jalan, sejumlah pendemo kemudian meneriakkan kata-kata berkali-kali, mana wartawan, tidak ada yang wawancara.
Sejumlah wartawan yang ada disitu tidak melakukan wawancara karena sudah merekam, mengambil gambar dan mencatat tuntutan aksi mereka saat dibacakan oleh ketua GMNI.
Setelah tidak ada reaksi dari rekan-rekan wartawan, salah satu pendemo meneriakkan bahwa wartawan sudah dibayar.
Mendengar hal tersebut, Ketua Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Papua Barat, Olha Irianti Mulalinda yang mendengarkan langsung menegur pendemo.
"Ade, jangan asal bicara begitu, kalau tidak ada fakta. Kami kerja ini tidak bisa diperintah mau wawancara siapa. Tadi kalian punya tuntutan sudah direkam, dicatat sama kami, jadi stop perintah-perintah Kami,"tegur Olha.
Olha juga menyayangkan, saat dirinya menegur pendemo tersebut terlihat mengejek dengan menutup telinganya dan salah satu rekannya merekam kejadian tersebut.*