MANOKWARI- Ketua Keluarga Kerukunan Sulawesi Selatan (KKSS) Provinsi Papua Barat di Manokwari, Haji Nurjaya berpesan kepada warganya untuk selalu menjaga kedamaian di Papua Barat.
Hidup rukun sesama di Papua Barat merupakan komitmen Haji Nurjaya, sebab semua orang yang ada di daerah ini sudah saling mengenal satu sama lain, maka kerukunan antar sesama umat harus dijaga.
Papua Barat, kata Haji Nurjaya, adalah tanah Kedamaian. Apalagi Manokwari adalah rumah bersama, maka sebagai penanggung jawab KKSS berpesan untuk warganya saling menghormati, menghargai satu sama lain.
Pria yang lahir besar di Manokwari ini mengutarakan bahwa unjuk rasa yang dilakukan pada 19 Agustus lalu merupakan luapan emosi warga Papua, karena tersakiti dengan ujaran rasisme di luar Papua.
Untuk itu, kondisi itu jangan terpancing oleh warga non Papua, terkhusus KKSS Bugis, Makassar, namun yang terpenting adalah menjaga Papua ini tetap damai.
Lanjut Haji Nurjaya, semboyan KKSS adalah dimana bumi dipijak, langit dijunjung, maka KKSS selalu menghargai budaya lokal dan menghargai sudara asli Papua.
Dia mengatakan, selama ini warga KKSS selalu berbaur dengan sesama orang Papua, sebab tak dipungkiri karena orang KKSS yang sudah berkeluarga dengan orang asli Papua.
"Kita menolak ujaran rasisme, menolak hoax dan menolak kekerasan di Papua Barat dan semoga Manokwari tetap aman dan damai" kata Nurjaya kepada wartawan setelah menghadiri deklarasi damai Papua Barat, Rabu (11/9).
Kaitan dengan insiden di kompleks Makassar, beberapa waktu lalu, Nurjaya, pihaknya tidak terpancing dan tetap menahan diri sambil menjaga kedamaian.
Lalu menanggapi kejadian di Kota Makassar beberapa waktu lalu, terhadap mahasiswa Papua, Haji Nurjaya menjelaskan bahwa sebenarnya tidak ada masalah dan itu hanya miskomunikasi, namun sudah didamaikan.
"Mari kita bersama-sama menjaga kedamaian di Manokwari, Papua Barat dan saling menghargai satu sama lain" tambah dia.*