JAYAPURA - Walikota Jayapura, Benhur Tomi Mano mengklaim jumlah kerugian akibat aksi demo yang berujung anarkis di Kota Jayapura Kamis (29/8) lalu mencapai Rp 95 milliar.
Kepada pers di Jayapura, Jumat (6/9), BTM menuturkan, kerugian materil ini akibat pembakaran sejumlah fasilitas seperti, kantor pemerintah, kantor swasta, pertokoan, rumah dan kendaraan milik warga.
“Setelah mendata secara cermat, jeli dan akurat maka total kerugiannya sudah bisa dipisahkan antara kantor pemerintah, kantor swasta, toko, rumah warga yang rusak berat dan ringan serta kendaraan roda dua maupun roda empat maka jumlah totalnya kurang lebih Rp 95 milliar lebih,” katanya
BTM menyampaikan bahwa data kerusakan tersebut sudah diserahkan kepada kementerian PUPR dan rencananya kementerian PUPR akan membantu memperbaiki sejumlah perkantoran pemerintah, pertokoan dan rumah warga yang dirusak maupun yang dibakar massa.
“ Kita sudah sampaikan kepada Menteri PUPR, Gubernur Papua, Kapolri dan Panglima sehingga pemerintah akan memberikan dana stimulan untuk memperbaiki dan membangun sejumlah kantor, toko maupun rumah warga yang dirusak,” ujarnya.
Walikota BTM meminta masyarakat kota Jayapura bersabar menunggu proses perbaikan kantor, rumah, dan pertokoan milik warga yang dirusak..“ Kepada warga saya untuk bersabar, karena pemerintah sementara bekerja untuk memperbaiki maupun membangun kembali bangunan yang dirusak,” tandasnya.. Untuk diketahui, aksi unjuk rasa kecam rasisme yang terjadi Kamis (29/8) lalu di Kota Jayapura berlangsung anarkis.
Ribuan massa yang melakukan aksi jalan kaki dari kawasan Abepura menuju kantor Gubernur Dok II Jayapura bertindak anarkis dengan melakukan pelemparan, pengrusakan, pembakaran dan penjarahan terhadap bangunan toko, sekolah, kantor pemerintahan dan swasta, rumah warga dan kendaraan
yang berada di sepanjang jalan yang dilaluinya yaitu mulai dari kawasan Abepura, Kotaraja, Entrop, Aragapura, Pelabuhan hingga ke kawasan Dok V Bawah.
Aset pemerintah yang dibakar diantaranya kantor MRP, kantor KPU, GraPari Telkomsel, kantor BMKG dan kantor Bea dan Cukai. Buntut aksi anarkis ini, lima warga dikabarkan tewas. Sebanyak 3500 personil TNI Polri diturunkan untuk melakukan pengamanan di wilayah Kabupaten dan Kota Jayapura**.