JAYAPURA–Bentrok antar warga dengan aparat terjadi di Kabupaten Deiyai, Papua pada Selasa (28/8) siang. Akibat bentrok tersebut, satu anggota TNI dilaporkan meninggal.
Kapendam XVII/ Cenderawasih, Letkol CPL Eko Daryanto mengatakan, bentrok tersebut terjadi saat massa hendak melakukan demo menolak rasisme di kantor bupati Deiyai pada Selasa siang. Namun pada saat demo berlangsung, massa anarkis dan menyerang aparat gabungan TNI-Polri.
“ Saat demo berlangsung, massa melakukan aksi anarkis dengan menyerang aparat gabungan TNI-Polri dengan panah dan senjata tajam,” kata Kapendam XVII/ Cenderawasih, Letkol CPL Eko Daryanto saat dikonfirmasi melalui sambungan telephone Selasa (28/8) petang.
Akibat bentrok tersebut, Eko mengungkapkan bahwa enam aparat gabungan TNI-Polri mengalami luka, bahkan satu diantaranya meninggal dunia.
“ Ada tiga anggota TNI dan tiga anggota Polisi yang terluka. Bahkan satu anggota TNI atas nama Serda Rikson meninggal dunia dan 1 kritis. Sementara untuk warga ada 1 korban yang mengalami luka dan masih menjalani perawatan di rumah sakit,” ungkap Kapendam.
Lebih lanjut Kapendam mengaku bahwa saat bentrok berlangsung, sejumlah warga berusaha untuk merampas senjata milik aparat.
“ Memang saat bentrok terjadi ada massa yang berusaha merampas senjata milik anggota, tapi sampai saat ini belum ada informasi berapa jumlah senjata yang berhasil dirampas massa, kami masih menunggu informasi dari anggota,” akunya.
Kapendam menambahkan, hingga Selasa petang situasi di Deiyai sudah kembali aman, namun aparat masih melakukan pengamanan di sejumlah lokasi.
“ Hingga pukul 16.00 WIT tadi berhasil diatasi dan saat ini Dandim 1705 Paniai bersama sejumlah tokoh disana sementara berkumpul dan mengamankan situasi disana,” tandasnya.