JAYAPURA -Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Suara Gerejani Katolik (LP3K) Provinsi Papua melaksanakan Musyawarah Daerah II (Musda) dan Raker mulai 23-25 Agustus 2019 di Kota Jayapura.
Musda II dan Raker membahas tujuan pelaksanaan Musda Il dan Raker Provinsi LP3K adalah perumusan dan penyusunan bersama buku Statuta dan pedoman yang berkaitan dengan bidang kerja LP3K Provinsi dan LP3K Kabupaten Kota. “Dan semakin matang Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik (Pesparani) di tingkat Provinsi Papua dan tingkat nasional II di Kupang, November 2019,”kata Ketua Panitia Musda II, Vinsen Lokobal dalam sambutannya, Jumat (23/8) lalu.
Ketua LP3K Provinsi Papua, FX Mote menuturkan Musda II dilakukan untuk melengkapi kepengurusan dan evaluasi. Dari 29 kabupaten/kota di Papua, ada Kabupaten Belasan yang telah menyelesaikan Pesparani tingkat Kabupaten, Kabupaten Jayapura, Timika, Nabire dan Kota Jayapura. “Sisanya masih berproses. Beberapa kabupaten yang belum berhasil, karena belum membentuk LP3K di daerahnya,”katanya.
Mote mengutip pada Pesparani II ada perubahan pada jumlah kompetisi, lalu perubahan pada struktur pengurus. Lalu, Pesprani tahun ini akan lebih membantu biarawan dan biarawati dalam tugasnya membantu LP3K, serta meyakinkan iman umat.
"Setiap Pesparani, orang yang ikut akan selalu berbeda, sebab sudah ada persetujuan, yang sudah ikut Pesparani, aku tak bisa lagi ikut di Pesparani II dan seterusnya,"katanya. Terima kasih juga mendukung dukungan Gubernur Papua dan kepala daerah di kabupaten / kota dalam menganggarkan keuangan daerah untuk LP3K.
LP3K dibuat berdasarkan peraturan Menteri Agama nomor 35/2016, sama seperti Pesparawai atau LPTQ yang dibiayai oleh pemerintah daerah.
Sementara itu, Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan Setda Papua, Naftali Yogi mengatakan Gubernur Papua sangat mendukung LP3K hadir di tanah Papua. Komitmen yang dilakukan oleh pemerintah daerah setiap tahun telah menyediakan anggaran rutin.
“Kami berharap LP3K juga ikut mudika, kaum muda katolik untuk ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan positif ini, termasuk pengembangan dan pembinaan mental spiritualnya dan juga bakat yang mendukung mudika,”katanya.
Harapannya dengan Musda II yang dilakukan selama 3 hari dapat merumuskan program strategis dan program yang objekif dalam pembinaan dan pengembangan untuk kebutuhan masyarakat katolik dan generasi katolik di tanah Papua.
Sementara Uskup Jayapura, Mgr Leo Laba Ladjar, OFM meminta LP3K melakukan persiapan Pesprani II dengan baik dan tak hanya sebagai acara seremonial biasa. Uskup Jayapura meminta umat katolik yang mewakili Pesparani dapat menyanyi dengan hati, sesuai iman Katolik. Bukan layak menyanyi dan ingin mendapatkan juara.
“Jika kita menyanyi tingkat provinsi atau nasional pasti ingin mendapatkan pujian kan? Nah, saya mohon kepada umat agar bisa menyanyi dengan dilandasi semangat yang kongkrit dalam kehidupan sehari-hari. Tak ada guna, jika kita menyanyi lagu rohani, tanpa membicarakan dengan injil dalam membangun iman gereja,"ujarnya. *