JAYAPURA-Setelah tujuh kabupaten menggelar aksi protes terkait tindakan rasisme terhadap mahasiswa asal papua di Surabaya, Jawa Timur, aksi protes masih terus berlanjut, kali ini kabupaten Nabire dan Yahukimo menggelar hal serupa.
Hal tersebut diungkapkan Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf R Rodja ketika ditemui di Mapolda Papua, Kamis (22/8) siang.
Kapolda menerangkan pihak kepolisian tidak akan memberikan batas atau menghalang-halangi masyarakat untuk menyampaikan orasi terkait masalah tersebut.
"Anggota kami yang mengawal aksi tidak dibekali senjata. Selagi aksi itu masih dalam koridor serta tidak dianggap melenceng dan wajar wajar saja kami persilahkan, namun sebaliknya apabila aksi itu diluar konteks maka kami akan bubarkan,"ungkapnya.
Lanjut Kapolda, sampai saat ini situasi Provinsi Papua dalam keadaan aman dan kondusif. Kapolda juga menegaskan bila tidak ada penambahan pasukan di Papua.
"Sampai hari ini situasi Provinsi Papua dalam keadaan aman dan kondusif. Hari ini ada 2 unjuk rasa untuk menyampaikan aspirasi mereka di Kabupaten Nabire dan Yahukimo," tuturnya
Di Papua, aksi protes terhadap dugaan tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur, telah berlangsung di beberapa daerah.
Pada 19 Agustus 2019, aksi berlangsung di Jayapura dan diikuti oleh ribuan orang. Sehari berselang aksi serupa terjadi di Nabire, Biak, Yapen dan Merauke.
Kemudian pada 21 Agustus 2019, aksi terjadi di Kabupaten Mimika dan sempat terjadi kericuhan yang mengakibatkan beberapa fasilitas umum dan kendaraan rusak.*