SORONG-Sejumlah massa kembali melakukan aksi. Aksi ketiga hari Rabu (21/8) terlihat lebih damai dari dua hari sebelumnya. Pantauan media ini, sejumlah massa aksi berjalan dari Kilometer 10 menuju kantor Wali Kota Sorong, didampingi aparat Kepolisian dan Marinir.
Sesampainya di halaman Kantor Wali Kota, Wali Kota Sorong, Lambertus Jitmau menemui pendemo. Kordinator aksi dan sejumlah pengunjuk rasa bergantian melakukan orasi dan membacakan tuntutan mereka.
Ada 9 point tuntutan mereka. Diantaranya meminta Presiden RI, Panglima TNI dan Kapolri meminta maaf langsung dengan masyarakat di Papua dan Papua Barat atas tindakan rasisme kepada orang Papua.
Selain itu Koordinator Aksi Ronal Yable, meminta agar Pemerintah RI segera pulangkan mahasiswa Papua dari tanah Jawa ke tanah Papua dan Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat segera pulangkan rakyat Indonesia baik legal maupun illegal dari tanah Papua.
Mereka juga meminta agar Negara RI segera menarik militer organik dan non organik dari tanah Papua.
"Biarkan monyet hidup sendiri di bangsanya sendiri," ungkap Ronal saat membacakan tuntutan dihadapan massa dan Wali Kota Sorong.
Selanjutnya, para pendemo yang tergabung dalam Mahasiswa Monyet Papua dari Beberapa OKP, Ormas, Tokoh Pemuda, Tokoh Agama, Tokoh Perempuan dan Dewan Adat Sorong juga meminta Presiden Jokowi segera memecat oknum anggota TNI yang mengeluarkan statement kalimat monyet kepada mahasiswa Papua.
Tidak hanya itu, mereka juga meminta agar Pemerintah RI memberikan kebebasan untuk Papua menentukan nasib sendiri. "The right of the self determination for west Papua kepada rakyat papua. Apabila pemerintah Indonesia tidak mengindahkan pernyataan kami dan melakukan hal yang sama, maka kami akan duduki,"ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Sorong menegaskan dirinya pasti akan menindak lanjuti aspirasi dan tuntutan tersebut. Menurutnya, semua yang terjadi di tanah ini harus diserahkan kepada Tuhan, karena Tuhan yang membuat mukjizat.
"Saya bangga kepada para pendemo hari ini karena melakukan aksi dengan tertib. Pesan saya, aset yang telah dibangun jangan dirusak. Saya adalah anak Papua yang Tuhan utus untuk mengurus anak Papua yang ada di Kota Sorong. Kita sepakat saja kalau setelah pulang jangan lempar melempar dan jangan rusak fasilitas yang dibangun," ujarnya.
Ditambahkannya, aspirasi yang telah disampaikan akan dibawa ke Gububernur Papua dan Papua Barat untuk mencari jalan keluar. Dalam hal ini, kedua gubernur yang ada di tanah Papua akan berbicara dengan Pemerintah RI di jakarta untuk membahas persoalan ini bersama-sama.
"Semua sudah tercover dalam 9 point, dan ini akan dibahas satu persatu. Saya juga merupakan bawahan dari gubernur sehingga harus dibahas bersama," pungkasnya.
Berdasarkan pantauan media ini, jumlah pendemo hari ini jauh lebih banyak dibandingkan Selasa kemarin. Meskipun jumlah massa lebih banyak, namun aksi mereka sangat tertib dan tidak melakukan aksi anarkis. *