JAYAPURA - Selaku Ketua Asosiasi DPRD Kabupaten seluruh Indonesia Komisariat Wilayah Provinsi Papua (KOMWIL ADKASI) yang juga sebagai Ketua DPRD Kabupaten Lanny Jaya, Terius Yigibalom mengaku sangat kecewa dan menyesal terhadap tindakan Intimidasi/teror yang dilakukan oleh Ormas serta aparat keamanan (oknum) TNI/POLRI dan Satpol PP, berupa ancaman berbau rasis/SARA terhadap Mahasiswa Papua yang tinggal di Asrama Mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya.
Menurutnya, negara dalam hal ini, Ormas dan TNI/POLRI mestinya mengkokohkan dan merawat NKRI yang sudah berumur 74 tahun lebih dengan sikap dewasa, persuasif dan dialogis.
"Apalagi Indonesia hari ini memiliki misi seksi yakni SDM Unggul, Indonesia Maju', apa artinya kalau masyarakat kita dirayakan HUT RI Ke -74 dengan peristiwa kekejaman terhadap sesama anak bangsa, terutama terhadap Mahasiswa Papua yang dianggap sebagai orang pendatang (asing) di negeri ini," ujar Terius dalam rilisnya yang diterima wartaplus.com, Minggu (18/8).
Semestinya, kata dia, negara memberikan jaminan keamanan dan perlindungan terhadap Mahasiswa Papua yang melakukan demonstrasi, bukan sebaliknya memberikan ancaman serta intimidasi.
"Saya, rasa ini sikap negara yang berlebihan dan tidak bijak bahkan sikap seperti ini sudah sering terjadi berulang kali di berbagai pelosok tanah air,"ungkitnya
Oleh karena itu, Terius meminta agar Pemerintah Pusat, Bapak Presiden, Kapolri dan Panglima/TNI harus turun tangan dan menyelesaikan persoalan ini secara persuasif.
"Satu hal yang saya rasa paling lucu dan aneh itu, kebiasaan negara melihat dan menanggapi berbagai persoalan yang terjadi di Indonesia, termasuk aksi teror yang dilakukan oleh ormas sesama anak bangsa di Malang dan Surabaya diam diri seribu kata sedangkan kasus konflik di negara Timur Tenggah seperti Palestina, negara begitu cepat dan peduli bahkan turun tangan pasang badan menyelesaikannya," bebernya Sementara berbagai persoalan dalam negeri begitu kacau balau merajalela. Oleh karena itu, Terius sekali lagi meminta agar segera ditangani dan ditindaklanjuti secepat mungkin agar rakyat Papua juga bisa nyaman dan damai. Kalau tidak, seluruh rakyat Papua berpotensi marah dan bisa melakukan tindakan-tindakan yang diluar kendali, seperti swiping-swiping terhadap warga Malang dan Surabaya yang ada di tanah Papua bahkan berpotensi mengusir keluar dari Tanah Papua.
Sebelumnya, ratusan warga dari berbagai ormas menggeruduk asrama mahasiswa Papua di jalan Kalasan Surabaya, Jumat (16/8)
Dilansir dari detikcom, massa marah karena mahasiswa papua enggan memasang bendera merah putih. Aksi saling lempar batu pun tak terelakkan. massa sempat berusaha masuk ke dalam asrama, namun berhasil dicegah oleh aparat keamanan yang berjaga di pintu pagar asrama.