WAMENA–Pasca konflik yang terjadi di Kabupaten Nduga sejak Desember 2018, Pemerintah Kabupaten Nduga memastikan bahwa terdapat 3.397 pelajar SD, SMP dan SMA belum mengikuti aktivitas proses belajar.
Sekda Kabupaten Nduga, Namia Gwijangge mengungkapkan bahwa 3.397 pelajar ini berasal dari 22 sekolah yang ada di 11 distrik, terdiri dari 17 SD, 4 SMP dan 1 SMA.
“ Hingga tahun ajaran baru ini ada 3.108 siswa SD, 253 siswa SMP dan 36 siswa SMA yang belum aktif belajar di tahun ajaran baru ini,” kata namia Gwijangge kepada wartawan di Wamena, Senin (29/7) siang.
Namia menuturkan, saat ini pihaknya tengah berupaya agar para pelajar ini kembali bersekolah di lokasi pengungsian maupun distrik-distrik terdekat.
“ Kita upayakan anak-anak ini bisa sekolah di lokasi pengungsian. Kita rencana akan membangun sekolah darurat di lokasi pengungsian. Selain itu, kita juga akan berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Lanny Jaya, dan Mimika agar anak-anak ini bisa mengikuti pendidikan sementara waktu sampai keadaan kembali aman dan mereka kembali ke kampung masing-masing,” terangnya.
Selain itu, pihaknya juga berupaya untuk memanggil guru-guru yang telah meninggalkan kabupaten Nduga pasca konflik sosial yang terjadi.
“ Kita akan panggil guru-guru yang telah meninggalkan tempat tugas untuk kembali mengajar para siswa ini, baik di sekolah darurat yang akan dibangun, maupun sekolah-sekolah yang ada di Wamena, Lanny Jaya dan Mimika,” tuturnya.
Berikut 22 sekolah yang ditinggalkan oleh para pelajar : SD Inpres Mbua, SD Negeri Dal, SD Negeri Mbulmuyalma, SD Negeri Yigi, SD Negeri Lambema, SD Negeri Nirkuri, SD Negeri Yal, SD Negeri Mugi, SD Negeri Samba, SD Negeri Koroptak, SD Negeri KKM, SD Negeri Mapenduma, SD Negeri Paro, SD Negeri Yugu, SD Negeri Koroptak, SD Negeri Kitmi, SD Negeri Geselama, SMP Negeri Mbua, SMP Negeri Yigi, SMP Negeri Mugi, SMp Mapenduma dan SMA Negeri Mbua.