Mahasiswa Asrama Nayak Keluhkan Tidak Ada Perhatian Pemkab Jayawijaya

Mahasiswa Nayak saat berunjuk rasa di pertigaan lampu merah abepura, Rabu (28/3)/Istimewa

JAYAPURA,- Puluhan Mahasiswa Asrama Nayak Jayapura terpaksa turun ke jalan untuk menggalang dana sekaligus berunjuk rasa, setelah asrama yang ditinggalinya tidak lagi dialiri listrik dan air. Akibat tunggakan PLN dan PDAM yang tidak terbayarkan

Aksi yang dilakukan di pertigaan lampu merah Abepura, Rabu (28/3) siang ini, sebagai bentuk protes terhadap pemerintah Kabupaten Jayawijaya yang dinilai tidak memperhatikan kondisi mereka yang mendiami asrama. Padahal, asrama Nayak yang diperuntukkan untuk mahasiswa asal lembah baliem ini,  merupakan aset milik pemerintah kabupaten Jayawijaya yang tentunya harus dirawat dan dijaga baik.

Koordinator Lapangan, Wempi Asso kepada pers mengaku aksi ini dilakukan karena selama lebih dari 10 tahun asrama itu ada tidak pernah mendapat perhatian dari pemerintah Kabupaten Jayawijaya selaku pemilik Aset asrama.

"Selama sepuluh hingga sebelas tahun, kami mengalami penderitaan. Karena tidak ada perhatian terhadap fasilitas pemerintahan salah satunya air PDAM, petugas sudah potong pipa karena tunggakannya dari 2011 belum bayar sebesar Rp15 juta. Juga tunggakan listrik baik di asrama nayak 2  juga nayak 3," aku Wempi

"Bahkan untuk PLN kita minta kelonggaran dua hari sebab kalau tidak akan disegel," akunya lagi.

Karena persoalan itu, diakui Wempi, hari ini dia bersama mahasiswa nayak lainnya melakukan penggalangan dana. Sayangnya, lanjut Wempi, aksinya ini terpaksa dihentikan oleh Polisi karena tidak mengantongi ijin.

Wempi menjelaskan, persoalan ini sudah beberapa kali dibicarakan dengan perwakilan pemkab Jayawijaya di Sentani. Namun tidak mendapatkan respon yang pasti .

"Responnya hanya iya saja, nanti akan diupayakan," ujar Wempi menirukan jawaban pihak perwakilan sentani.

Tak hanya menemui perwakilan, Wempi juga mengaku telah menyampaikan permasalahan ini kepada Kabag Umum Pemkab Jayawijaya melalui sambungan telepon

"Kita sudah telepon, tapi kabag umum lagi libur paskah ke Biak, dia jawab juga tidak serius. Kita selalu komunikasi tapi mereka hanya janji janji saja" kesalnya.

Ancam Palang Cargo 

Wempi mengancam jika Pemkab Jayawijaya tidak segera merespon, maka mereka akan turun ke jalan dan memalang cargo pengiriman barang ke Wamena, di bandara sentani.

"Kita akan buat macet jalanan," tegasnya.

Di tempat yang sama Ketua Perkumpulan Mahasiswa Jayawijaya, Joni Alua mengaku sudah berulangkali mencoba memfasilitasi pertemuan antara mahasiswa dan pemkab Jayawijaya namun tidak pernah ada titik temu

"Menurut Sekda Jayawijaya dana pemeliharaan itu sudah dianggarkan lewat pos perwakilan sentani, tapi sampai sekarang pihak perwakilan tidak pernah ada keterbukaan, kita serasa di ping pong. Makanya ini jalan terakhir dengan turun ke jalan untuk menggalang dana," katanya.

Ditanya apakah aksi ini tidak ada kaitannya dengan politik mengingat sekarang telah memasuki masa pilkada?

Baik Wempi Asso maupun Joni Alua secara tegas menyatakan tidak ada kaitan dengan politik apalagi Pilkada mengingat Kabupaten Jayawijaya akan menggelar Pilkada bersama dengan Pilgub

"Kami mau tegaskan aksi ini tidak ada kaitan dengan politik. Kami tidak undang mahasiswa lain dari luar asrama, karena ini menyangkut masalah di asrama kami," tegas keduanya seraya menambahkan total mahasiswa yang menghuni asrama kurang lebih 130 orang baik putra dan putri.[Riri]