JAYAPURA – Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Port Numbay, George Awi mendukung penuh wacana terbentuknya rumah singgah bagi anak-anak pecandu lem Aibon di Kota Jayapura.
George Awi mengaku prihatin dengan kondisi anak-anak pecandu lem tersebut. Menurutnya, anak-anak pecandu harus diselamatkan masa depannya karena mereka sesungguhnya adalah korban dari ketidakpedulian orang tua.
“Sebetulnya ini adalah tanggung jawab orang tua, bagaimana anak-anak mereka ini bisa terjerumus hal-hal seperti itu. Namun karena sekarang sudah terjadi, dan jumlah mereka juga cukup banyak, jadi saya pikir ini menjadi keprihatinan bersama. Langkah yang dilakukan Polda Papua melalui Binmasnya untuk membuat Rumah Singgah saya fikir ini sangat bagus,” kata George Awi kepada wartawan di Kota Jayapura, Rabu (26/6) siang.
Menurutnya, pemerintah daerah dan semua elemen masyarakat harus turun bersama memikirkan konsep yang digagas polda papua tersebut. Hal ini sebagai wujud tanggungjawab bersama dan bentuk keseriusan melepaskan anak – anak tersebut dari cengkeraman candu lem.
“Yang diwacanakan Polda itu langkah konkrit, dan harus didukung oleh semua elemen masyarakat, pemerintah daerah, termasuk kami dari adat, dan gereja. Kita harus menseriusi soal ini. Mereka harus diselamatkan masa depannya,” ujarnya.
Dirinya juga menyinggung dana Otsus triliunan rupiah sudah digelontorkan pemerintah pusat, namun berbagai persoalan sosial dan kesehatan masih saja terjadi di Papua, termasuk masalah terlantarnya anak-anak ini.
“Pemerintah kota harus proaktif termasuk adat dan gereja. Kenapa saya tekankan kepada mereka? karena mereka menerima dana otsus. Nah, yang menerima lalu tanggungjawabnya apa atas dana itu, bisa digunakan untuk ini. Tapi baiknya kita duduk bersama dan membahas soal ini secara serius,” tandasnya. *