Dokter Rosaline Rumaseuw Datangkan Investor Rusia untuk Investasi di Supiori

Tampak para penambang yang sedang mendulang emas di Supiori

SUPIORI- Sumber Daya Alam (SDA) khusus tambang emas di Kabupaten Supiori, Provinsi Papua, kini dilirik oleh investor asal Rusia. Tambang emas yang dilirik tepat di Kampung Ababiyaidi, Distrik Korido.

Kedatangan dua orang investor Rusia itu, yakni Alexander Popov dan Slafa. Kehadiran investor ini merupakan tingkat lobi intens yang dilakukan oleh President Lions Club Jakarta Selatan Centennial Cenderawasih, Dokter Rosaline Irene Rumaseuw.

Menemani dua investor itu, Rosaline Rumaseuw langsung mengajak ke lokasi untuk melakukan tahapan survei lapangan awal.

Tim survei lapangan langsung turun ke lokasi dulang emas yang berada di aliran kali Insaryaye di kampung Ababiyaidi, Korido.

Agar bisa sampe ke lokasi tambang emas tradisional tersebut, dua orang investor asal Rusia itu bersama tim dan warga setempat berjalan kaki kurang lebih 1,5 kilometer dan bisa temui pendulang lokal.

Sebelum sampai di kepala air, tim survei telah menemui tiga orang wanita penambang lokal sedang mendulang.

Penambang lokal itu adalah warga lokal setempat yang sedang mendulang emas dengan alat seadanya, misalnya wajan (kuali), bekas ember kaleng cat, sekop dan besi linggis.

Ketika berdiskusi dengan tiga orang mama pendulang itu, mereka mengatakan kepada tim survei lapangan bahwa dalam sehari kalau mendulang emas ampas 1-3 kaca.

Pengakuan salah satu pendulang yang namanya tidak disebut mengatakan bahwa satu kaca mereka menjual kepada penadah di kampung itu seharga Rp 40.000. Hanya saja pengakuan mereka bahwa dalam sehari belum tentu mereka mendapat hasil emas.

Pantauan wartaplus.com, Selasa (25/6) di lokasi pendulang terlihat dari ampas tanah campuran batuan kali yang digali untuk disaring menggunakan wajan tampak terlihat emas halus yang konon katanya emas sangat asli.

Pengakuan para pendulang bahwa aktifitas mereka sudah sangat lama. Bahkan lokasi mereka mendulang ini adalah peninggalan bekas dari pendulang pendahulu.

Setelah dua orang investor itu diskusi dan melihat ampas emas hasil dulang, lalu mereka beranjak ke lokasi tambang yang menggunakan mesin alkon.

Tampak di kepala air terlihat 6 orang pemuda sedang menggerakkan tiga mesin alkon untuk menggali emas. Salah seorang pendulang mengatakan bahwa dalam sehari mereka bisa mendapat 1-4 gram emas.

Dokter Rosaline mengatakan, lobi untuk mendatangkan investor tidak semudah membalik telapak tangan, namun apa yang dilaksanakan Rosaline untuk membantu pemerintah daerah Supiori secara khusus, namun tanah Papua umumnya, sebab hal ini dilaksanalan untuk memberdayakan masyarakat asli Papua.

Rosaline juga bukan saja mengajak investor untuk melirii SDA di Provinsi Papua, namun juga Papua Barat. Salah satunya di kabupaten Pegaf yang akan dibangun PLTA oleh investor Korea.

Kata dia, banyak hal yang dilaksanakan untuk tanah Papua, asalkan semua berjalan mulus dan saling mendukung.

Perempuan Biak Papua ini mengatakan bahwa kegagalan di dunia politik pasca Pileg 17 April 2019 bukan menjadi penghambat untuk membangun tanah Papua.

"Kalau orang lain sudah gagal jadi anggota DPR malas tahu dengan situasi Papua, apalagi massa pendukung, namun bagi saya (Rosaline) berbeda. Sebab saya harus membanggakan rakyat Papua, sebab saya perempuan Papua," ungkap Rosaline.

Salah satu investor Rusia, Salfa Maluli Gaet menjelaskan bahwa ini baru melakukan survei awal, nanti akan ada tahapan selanjutnya. Salah satunya survei lanjutan menggunakan alat berat.

Meskipun kedua investor itu sudah mengambil sampel hampas emas dari pendulang lokal tetapi perlu dilakukan survei lanjutan agar memastikan titik emas. Sebab lokasinya sangat baik dan diyakini ada emas.

Ditambahkan Rosaline, kalau banyak hal yang akan di investasi oleh investor Rusia di Supiori, misalnya membuka sekolah Internasional, sebab awalnya Supiori menjadi catatan sejarah pendidikan.

"Jadi bukan saja melirik SDA tambang emas, namun melirik destinasi Pariwisata dan lainnya, maka peluang ini bisa direspon oleh pemerintah," ujar Rosaline, Rabu (26/6).  *