BIAK NUMFOR- Kepala Bidang Pengembangan dan Perkereta Apian/Udara, Dinas Perhubungan Provinsi Papua Barat, Max Sabarofek mewakili Gubernur Papua Barat menghadiri pertemuan yang dilaksanakan Staf Khusus Presiden, Lenis Kogoya, di kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua.
Pertemuan itu dihadiri Pemprov Papua, Papua Barat, lembaga masyarakat adat (LMA) Papua dan Papua Barat dan tokoh masyarakat adat setempat. Agendanya membahas tentang pembukaan sekolah penerbangan yang terpusat di Kabupaten Biak Numfor.
Sekolah penerbangan ini akan dibuka khusus untuk putra/putri asli Papua yang ada di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
Untuk Papua Barat sendiri, kata Max Sabarofek bahwa sesuai kebijakan Gubernur Papua Barat bahwa mereka telah mensekolahkan putra-putri asli Papua di bidang penerbangan keluar Papua.
Dalam artian sebelum program ini terlaksana di Biak Numfor, Pemprov Papua Barat sudah mendahului program afirmasi tersebut.
Meski demikian, Gubernur Papua Barat menyambut baik dan apresiasi program ini, sebab program pendidikan penerbangan di Biak.
"Bapa Lenis Kogoya sudah membuat terobosan untuk membuka sekolah penerbangan di tanah Papua yang kini di pusatkan di Biak Numfor dan sebagai anak asli Biak sangat apresiasi. Papua Flaying School di Biak Numfor'. "Jadi kalau sudah membuka Papua Flaying School di Biak untuk meningkatkan SDM orang asli Papua dibidang sektor pendidikan penerbangan," kata Sabarofek.
Menurut Sabarofek, putra/i asli Papua yang sekarang mengikuti pendidikan dibidang pilot, pramugari dan bidang lainnya di Papua Barat sebanyak 21 orang melalui program afirmasi pendidikan.
Bahkan pendidikan mereka hampir sudan hampir selesai, maka kesempatan pembukaan sekolah penerbangan Biak Numfor ini akan memudahkan putra-putri Papua untuk kembali mengabdi ke daerah setelah selesai pendidikan.
Program pendidikan penerbangan merupakan kerjasama antara Pemprov Papua Barat dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Transportasi di Jakarta.
Dalam kesempatan itu, ia berharap progran ini dilaksanakan dan jangan hanya sebatas wacana, namun kalau boleh harus benar-benar terwujud.
Dirinya berharap setelah anak-anak asli Papua menempuh pendidikan khusus dibidang penerbangan, maka bisa langsung mendapat pekerjaan. Oleh karena itu, pemerintah harus siapkan wadah bagi mereka setelah sekolah nantinya.
Untuk masuk sekolah penerbangan saja tidak semudah membalik telapak tangan, maka ini harus diseriusi dan tekun. Namun juga harus ditanggung dengan biaya yang bukan kecil, melainkan biaya besar.
Termasuk bagaimana anak-anak Papua yang masuk ke sekolah penerbangan harus memiliki kesehatan yang baik dan menjamin. Kenapa, sebab kesehatan lebih diutamakan.
Menurut Lenis Kogoya bahwa, Papua dan Papua Barat memiliki dana otsus yang bisa dipergunakan untuk membiayai pendidikan penerbangan.
Ia pun berjanji di saat kembali ke Jakarta akan melaporkan kesiapan pemda Biak untuk pembukaan sekolah penerbangan kepada Presiden Joko Widodo.
Bahkan kata Lenis, kalau berkesempatan Presiden hadir membuka Festival Munara Wampasi Biak Numfor, maka secara resmi Presiden membuka langsung sekolah penerbangan.
Ia menambahkan bahwa apresiasi kepada pemda Biak Numfor, karena proses ijin segalanya diproses dalam tiga hari sudah bisa diterbitkan. *