JAYAPURA – Petinju professional asal Papua, Geisler Ap, kembali melakukan galang dana dari masyarakat Kota Jayapura untuk mempertahankan gelar juara WBC melawan petinju asal Pakistan, 13 Juli mendatang di GOR Waringin, Kotaraja, Jayapura.
Galang dana yang dilakukan kali ini Geisler didukung oleh grup band music lagu-lagu reage yang dibawakan anak-anak asli Papua, bermarkas di Abepura. Untuk menggalang dana dari masyarakat, grup music ini menghibur masyarakat dengan lagu-lagu Papua dan lagu-lagu mancanegara dengan gaya khas reage Jamaica.
Bertempat di depan rumah salah satu politisi Kota Jayapura, Marthen Rumbekwan, Sabtu (23/6) malam, area seputar lingkaran Abepura ramai didatangi warga yang menonton hiburan lagu-lagu reage kesukaan mereka.
Geisler yang hadir ditemani sang istri, kepada wartaplus.com, mengatakan, pada tanggal 13 Juli ia akan bertanding melawan Muhammad Bilal dari Pakistan, untuk mempertahankan gelar WBC dan merebut gelar juara WBA.
Aksi ini kembali ia lakukan karena dana untuk mendukung iven tinju professional yang akan dihelat di GOR Waringin, masih sangat minim. Padalah Papua sebagai tuan rumah. “Pemerintah sangat minim memberikan perhatian sehingga kami terpaksa membuat aksi-aksi seperti ini,” ujar Geisler.
Ia menjelaskan, saat ini ia butuh dana sekitar Rp 400 juta untuk selesaikan pembayaran sisa waktu iven tinju di Jakarta, 30 Maret lalu. Pada pertandingan itu, ia menang atas petinju asal Thailand. Kemudian, biaya lainnnya seperti mendatangkan tim dari Pakistan yang akan datang di bertanding di Jayapura, serta badan tinju WBC dan WBA.
Selain itu, di Papua pun, dalam iven 13 Juli itu, yang mau diikutkan sebanyak 13 partai tambahan dan 1 partai puncak.
Untuk mendukung penyelenggaraan iven tinju WBC dan WBA ini, pihaknya membuat proposal bantuan dana dan sudah memasukkan ke Dinas Olahraga dan Pemuda Papua, tetapi tidak ada respon sama sekali.
“Saya juga sudah masukkan proposal ke Wagub Papua, Klemen Tinal tetapi belum ada jawaban sampai sekarang. Ke Wali Kota Jayapura, sudah ada respon mau membantu, tinggal proses. Sementara untuk Bupati Jayapura dan Bupati Biak, masih menunggu jawaban. Saya sangat berharap bisa dibantu,” ungkap Geisler.
Katanya kemudian, untuk bisa menjadi petinju professional, ia jatuh bangun mencari dukungan dana, dengan membawa proposal ke pengusaha-pengusaha. Ada yang jawab, ada yang tidak, padahal sudah ada bukti kemenangan yang diraihnya.
Geisler mengungkapkan kekecewaannya karena tidak didukung oleh pemerintah. Bahkan Wagub Papua sebagai Ketua Pertina Papua yang ia harap bisa membantu pun, belum memberikan respon atas proposal yang diajukannya.
“Saya tetapi tidak pernah bisa ketemu. Saya masukkan proposal tetapi beberapa kali cek, belum ada jawaban, padahal sangat butuh untuk persiapan 13 Juli nanti,” katanya.
Dana yang harus disiapkan, rinci Geisler, nantinya untuk membayar sewa GOR, ring tinju, hotel, tamu dari Korea dan Thailand, yang tentunya sebagai tuan rumah harus memberikan pelayanan yang baik.
Untuk hal-hal tekhnis di Jakarta, sambungnya, ada yang sudah bantu urus untuk tamu dari Pakistan. Sebenarnya, kata dia, untuk mendukung suksesnya iven ini, membutuhkan dana Rp 700-800 juta, di mana waktu yang sangat singkat ini harus dimaksimalkan untuk mendapatkan dukungan dana tersebut.
“Saya sebenarnya harus ke Jakarta untuk membayar kekurangan-kekurangan, tetapi karena keterbatasan dana sehingga dicicil-cicil pembayarannya. Dana karena saya harus menghandel semua, waktu latihan juga terganggu, tetapi saya tetap optimis memberikan yang terbaik,” lanjutnya.
Ia mengemukakan, hal ini menjadi tolak ukur untuk PON 2020 mendatang, di mana Papua sebagai tuan rumah. “Selama tidak ada perhatian dari pemerintah, kami tetap akan buat aksi seperti ini,” ujar Geisler.
Ia juga mengatakan masih terkendala tempat latihan karena tidak ada sasana tinju dan harus berpindah-pindah untuk latihan. Kadang di Kotaraja, kadang di gunung merah, kadang di pantai, kadang di lantai 3 pasar mama-mama Papua.
“Keadaan tidak mendukung tetapi karena kemauan kuat untuk bertanding dan menang, jatuh bangun tetap berjuang, meskipun nyawa jadi taruhan.”
Geisler melanjutkan, meskipun dalam keterbatasan, saat ini ia sedang membina petinju amatir namun sementara ini mereka istirahat karena sedang ia fokus untuk persiapan tinju. “Bakat mereka luar biasa, sehingga suatu saat ketika saya turun ring, sudah ada generasi penerus,” katanya.
Dengan bakat petinju-petinju amatir muda yang luar biasa ini, menurut Geisler, sangat disayangkan kalau tidak ada perhatian. “Bagaimana mereka yang amatir ini bisa menuju tinju professional? Mereka selama ini latihan di gunung merah, namun kadang pindah ke pantai supaya tidak bosan. Pemerintah tolong perhatikan sarana latihan,” harapnya.
Geisler membutuhkan dana. Ia mengaku saat ini hanya harap dari penggalangan dana saja. Sejak tahun 2012 lalu, ia bernaung di Kabupaten Jayapura, di mana Bupati yang selalu support walaupun tidak banyak tetapi sangat bermanfaat sekali.
Ia juga mengungkapkan, jika tidak bisa menggelar iven tanggal 13 Juli mendatang, ia khawatir gelar WBC-nya dicabut. Karena persyaratan dari badan tinju WBC, setelah meraih gelar WBC, selang waktu 3 bulan, harus menggelar iven tinju WBC untuk mempertahankan gelar juara. Jika tidak bisa menggelar iven, maka gelar akan dicabut.
“Saya sangat membutuhkan dana untuk mempertahankan gelar juara. Karena kalau sampai tidak bisa menggelar iven, maka gelar dicabut, akan sia-sia pengorbanan saya untuk sampai di titik ini,” ujarnya.
Nah bagi kita yang ingin mendukung putra Papua, Geisler Ap menjadi petinju kelas dunia, kita bisa menyalurkan donasi atau bantuan langsung ke rekening Geisler Ap di Bank Mandiri dengan nomor rekening 1540011231051.
Dukung, Sumbang, Nonton Grup Musik
Bagi masyarakat Kota Jayapura yang masih mau menyumbang dan menonton grup musik anak-anak Papua binaan Marthen Rumbekwan, Selasa (25/6) sore hingga malam hari, Anda bisa datang di Lingkaran Abepura.
Marthen Rumbekwan, kepada wartaplus.com mengatakan, pihaknya hanya ingin membantu anak muda Papua berbakat seperti Geisler Ap untuk menjadi petinju professional kelas dunia.
“Kebetulan alat-alat musik ada, penyanyi ada, ya sudah kita dukung. Jadi ini aksi penggalangan dana untuk dukung Geisler Ap, sekaligus menghibur warga dengan lagu-lagu yang dinyanyikan anak-anak Papua juga,” terang Marthen.
Aksi ini akan dilakukan di beberapa titik di Kota Jayapura, mulai dari Lingkaran Abepura, Taman Imbi, wilayah Dok dan berakhir nanti di Kabupaten Jayapura. Aksi galang dana untuk Geisler Ap juga dilakukan di Biak dan Wamena, Jayawijaya. *