Kembalinya Empat Anggota Goliat Hanya Rekayasa, Itu Hanya Ajang Cari Jabatan dan Pangkat

Bendera Bintang Kejora/Google

JAYAPURA-Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka, Sebby Sambom dalam pembicaraan via telepon, Selasa (11/6) siang meragukan, empat anak buah Panglima Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) - Organisasi Papua Merdeka (OPM) Goliat Tabuni yang menyerahkan diri.

Mereka adalah Tabuni yakni Telangga Gire (30), Piningga Gire (25), Tekiles Tabuni (30) dan Perengga (27) menyatakan diri kembali dan berikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kata dia, kegiatan kembalinya mereka-mereka itu adalah permainan saja. Kami meragukan  mereka. Ini hanya ajang cari pangkat dan jabatan, supaya Jakarta mengakui mereka

"Permainan itu sudah tidak laku, itu permainan yang sudah tidak jaman lagi,"ujar Sebby yang sata ini berada di PNG kepada wartaplus.com

Kata dia, mereka aparat keamanan kumpul 10 orang, 20 orang lalu bawa di Jakarta, kenyataannya OPM tetap terus ada. Kejadian-kejadian seperti ini tidak mempengaruhi perjuangan  bangsa Papua Barat untuk merdeka.

Walaupun mereka membunuh pejuang, aktifis Papua merdeka, ideoĺogi kami tetap tumbuh. "Dan generasi yang baru lahir akan mengatakan Papua merdeka terus menerus,"ujarnya.

Seperti diketahui empat anak buah/pengikut Goliat Tabuni yakni Telangga Gire (30), Piningga Gire (25), Tekiles Tabuni (30) dan Perengga (27) menyatakan diri kembali dan berikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kapendam XVII Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi, S.I.P., M.Si, mengatakan kembali dan ikrar setia kepada NKRI ini disampaikan di hadapan Dandim 1714/PJ Letkol Inf Agus Sunaryo didampingi oleh 25 orang anggota Kodim 1714/PJ di Kampung Wurak, Distrik Illu Kabupaten Puncak Jaya pada Sabtu (8/6) pagi.

Pernyataan kembali ke NKRI tersebut ditandai dengan penyerahan satu pucuk senjata api jenis Mosser beserta amunisi caliber 7,62 mm. Senjata tersebut diketahui milik anggota polisi yang dirampas pada saat penyerangan Polsek Karubaga Kabupaten Tolikara pada tahun 2013 lalu.*