JAYAPURA - Persipura Jayapura menyambut positif wacana penggunaan Video Asisten Referee (VAR) di kompetisi liga 1. Bagi persipura penerapan VAR akan membantu wasit dalam mengambil keputusan di lapangan.
Asisten Manajer Persipura Jayapura, Bento Ridwan Madubun, mengungkapkan wacana penggunaan VAR sudah pernah diusulkan musim sebelumnya oleh sejumlah club peserta liga 1, namun pihak PSSI dan PT. Liga Indonesia Baru selaku penyelenggara liga 1 menolak wacana tersebut dengan alasan biaya yang mahal.
“Ketika persepakbolaan kita ramai karena banyak mafia sepakbola, ada sejumlah club dan pemerhati sepakbola yang mengajukan penerapan VAR, tapi ada penolakan dari PSSI dan operator liga bahwa biaya sangat mahal. Namun kemudian tiba-tiba disetujui penerapan VAR ini, maka kami menjadi bingun, ada apa tiba-tiba yang tadinya keberatan lalu sekarang setuju,” kata Bento Ridwan Madubun di Kota Jayapura.
Bento menyampaikan, jika operator liga sudah memiliki dana untuk pemasangan perangkat VAR, maka Persipura meminta kepada PT.LIB selaku penyelenggara kompetisi liga 1 untuk memenuhi kewajibannya yakni melunasi seluruh hutang kepada club.
“Kita respek kalau mereka mau memperbaiki sepakbola Indonesia dengan menerapkan VAR. Tapi menjadi tandatanya ketika awalnya menolak lalu tiba-tiba setuju. Ini ada apa? Tapi bagi kami kalau operator sudah memiliki dana sebaiknya fokus melunasi hutang-hutangnya kepada club,” ungkap Bento.
Disinggung soal jumlah utang operator liga kepada pihak club, Bento Madubun enggan mengungkap jumlah hutang tersebut kepada publik.
“Pokoknya hutangnya masih banyak, jadi kami minta dilunasi dulu. Tapi kalau seiring sejalan hutang dilunasi dan VAR diterapkan maka itu lebih bagus lagi,” imbuhnya.
Meski mendukung penggunaan VAR, mantan media officer Persipura itu belum yakin VAR akan digunakan pada musim kompetisi 2019.
“Walaupun sementara dibahas penggunaan VAR, tapi menurut kami belum bisa digunakan di musim kompetisi tahun ini, karena perangkat VAR belum dimiliki oleh penyelenggara liga dan itu masih membutuhkan waktu, paling tidak musim kompetisi berikutnya baru bisa diterapkan,” jelasnya. *