MANOKWARI- Kapolres Manokwari AKBP Adam Erwindi minta kepada caleg DPR RI asal Partai Amanat Nasional (PAN) untuk klarifikasi tudingan keterlibatan anggota polisi melakukan serangan fajar pasca-Pemilu 17 April 2019 lalu.
Hal itu diutarakan caleg PAN Rosaline Rumaseuw pada saat demo damai Parjal di gedung DPR Papua Barat dan lembaga kultur MRP, Senin (13/5).
Kapolres yang kebetulan langsung mengawal demo mengatakan merasa tersinggung dengan tudingan tersebut, sehingga ia berharap kalau ada bukti anggota yang terlibat silakan dilaporkan dengan barang bukti sehingga anggota tersebut diproses.
"Ibu itu segera klarifikasi sehingga kalau memang betul ada anggota yang terlibat, tetapi kalau hanya katanya-katanya, maka harus diklarfiikasi," terang Kapolres.
Secara terpisah kader PAN Dokter Rosaline Irene Rumaseuw yang dihubungi via telepon mengatakan, namanya 'serangan fajar' sudah beredar di kalangan publik dan bukan lagi omongan baru.
Namun kalau secara sponton menuding polisi sama sekali tidak ada, tetapi yang tadi dibicarakan saat demo tidak terlontrol sehingga langsung diucapkan begitu. Akan tetapi kalau menuding ke polisi sama sekali tidak.
"Hal ini disampaikan saat demo karena pada hari H pemilu suara banyak hilang, misalnya di Tambrauw, Sorong Selatan, dan Manokwari sehingga membuat kesal," ungkap Rosaline.
Oleh karena itu, atas nama pribadi Dokter Rosline Irene Rumaseuw meminta maaf kepada Kapolres dan jajarannya apabila sudah menyinggung. Bahkan kata dia, penudingan itu tanpa bukti dan hanya omongan pablik yang dijadikan bahan orasi.
Menurutnya, kata serangan fajar saat pemilu bukan saja di Manokwari, namun di Indonesia ini sudah sangat jelas sekali dengan kata itu.
"Saya mohon maaf dan memang tidak punya bukti, tapi hanya omongan publik sehingga lepas kontrol dan bisa disampaikan saat demo damai. Jadi sekali lagi saya secara pribadi mohon maaf kepada Kapolres dan jajarannya," tambah Rumaseuw. *