SORONG,-Raut bahagia wajah warga Kampung Yukase Distrik Ayamaru Utara, Kabupaten Maybrat begitu sumringah saat tim dari BPH Migas, Pertamina MOR 8 serta awak media tiba dilokasi peresmian SPBU Kompak, Jumat (10/5) siang.
Lelah tim yang harus menempuh perjalanan darat selama 8 jam pulang pergi itu terbayar dengan kebahagiaan warga setempat.
"Kami harus berhenti beberapa kali karena mabuk darat dan dua kali dicegat warga saat meminta sumbangan, pembangunan jalan dan penabrakan Anjing. Mungkin karena puasa jadi fisik juga menurun. Tapi itu bukan rintangan demi mengabadikan kebahagiaan warga disini," ujar Fauzia salah satu jurnalis.
Peresmian lembaga penyalur program BBM satu harga CV Smook Mandiri 86.98416 diresmikan oleh Wakil Bupati Maybrat, Paskalis Kocu, Anggota BPH Migas, Ibnu Fajar dan Region Manager Retail Fuel Marketing Pertamina MOR 8, Fanda Chrismianto.
Dalam sambutannya, Paskalis memberikan apresiasi kepada pemerintahan Joko Widodo yang memberikan perhatian serius kepada daerah Tertinggal, Terbelakang dan Terdepan (3T). Termasuk di wilayah Maybrat.
"Sebelumya bensin disini 30.000 perliter, karena jumlah kendaraan hampir sama dengan yang ada di kota, jadi banyak yang tidak kebagian isi BBM. Kita masih perlu dua tambahan SPBU lagi,"ujarnya. Dirinya berpesan agar BBM satu harga benar-benar diperuntukan untuk warga, bukan untuk industri.
Ibnu Fajar, anggota BPH Migas menjelaskan bahwa pertumbuhan di Maybrat dengan 50.000 jiwa masih dimukinkan untuk dibangun kembali SPBU satu harga.
"Disini adalah titik ke 130 lembaga penyalur, 30 diantaranya ada di tanah Papua. Target hingga tahun ini, 170 titik BBM satu harga. Hal ini menandakan bahwa pemerintah sangat memperhatikan masyarakat Papua. Saat ini, jumlah lembaga penyalur seluruh Indonesia ada 7.455 SPBU tidak cukup karena luas daratan 1.9 juta kilometer persegi. Sedangkan Lembaga penyalur harus melayani 250 kilo meter persegi," terang Ibnu.
Pertumbuhan Ekonomi
Ditambahkan oleh Fanda Chrismianto, bahwa SPBU Smook Mandiri merupakan titik ke 130 program satu harga dan titik ke 30 di tanah Papua.
Dimana lembaga penyalur yang ada di Papua maupun Papua Barat semua didaerah relatif sulit. Namun komitmen memberikan pelayanan BBM satu harga kepada semua rakyat Indonesia, termasuk daerah 3 T harus juga dilayani.
Hal ini bertujuan agar masyarakat memperoleh BBM dengan harga murah seperti di daerah perkotaan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar.
"Mari kita ikut bersama menjaga dan mengawasi lembaga penyalur agar dapat berjalan dengan baik," himbau Panda.
Sedangkan pemilik SPBU CV Smook Mandiri, Harun Karet mengatakan bahwa pihaknya akan benar-benar menjaga penyaluran BBM di SPBU yang dijaga oleh 5 orang karyawan itu.
"Kalau mau dibilang, sekali drop mungkin bisa langsung habis orang mau isi BBM disini. Oleh karena itu, kami akan menyalurkan ke mereka yang benar-benar membutuhkan dan dibatasi supaya bisa bertahan paling lama seminggu BBM masih berada di SPBU. Oleh karenanya, Kami berharap kedepannya Pertamina bisa menambah kuota kami, tidak hanya satu tangki tapi bisa lebih," ujar Harun.*