Gubernur Soedarmo Ajak Masyarakat Papua Saling Menghargai di Tengah Perbedaan

Ilustrasi keberagaman umat di Indonesia/google.com

JAYAPURA, - Penjabat Sementara (Pjs) Gubernur Papua, Soedarmo mengajak seluruh komponen masyarakat Papua untuk saling menghargai, meningkatkan persaudaraan, integritas dan sinergitas tanpa membedakan suku, agama, ras maupun golongan. Hal ini disampaikannya dalam arahannya pada acara Forum Dialog Pelestarian Bhinneka Tunggal Ika bersama para tokoh agama, adat , masyarakat, dan pemuda di Jayapura, Jumat (23/3).

Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri ini mengaku, forum dialog ini merupakan salah satu program prioritas dari Direktorat yang dipimpinnya. Dimana memiliki makna strategis jika dikaitkan dengan kondisi  kehidupan bermasyarakat khususnya di Papua.

"Kita harus menyadari konfigurasi alamiah yang beraneka ragam tidak mungkin di hilangkan, yang artinya bangsa Indonesia akan tetap terdiri atas bermacam - macam suku, agama, budaya dan adat istiadat," ujarnya.

Apresiasi

Menurutnya, bhinneka tunggal ika adalah keberagaman yang harus dikelola dengan baik sehingga menjadi satu kekuatan yang luarbiasa dibanding sifatnya yang heterogen.

"Kegiatan ini sangat strategis dan saya memberikan apresiasi. Semoga kegiatan hari ini bisa menumbuhkan semangat kebangsaan, harmonisasi antar seluruh suku, agama, ras yang ada di tanah Papua," ucapnya.

Terkait pelaksanaan pilkada di tanah Papua, Soedarmo mengajak seluruh komponen masyarakat untuk membantu pemerintah dalam menjaga keamanan agar proses pilkada dapat berjalan lancar dan aman. Apalagi Papua merupakan daerah yang paling dianggap rawan pilkada menurut versi Bawaslu RI

"Saya mengajak seluruh elemen masyarakat dari lima wilayah adat. Kalau mau bersatu, mari bersama membangun persaudaraan, solidaritas, sinergitas dengan pemerintah dan seluruh komponen masyarakat," ajaknya.

"Inilah upaya kongkrit untuk merawat kebhinekaan. Jangan pernah berpikir ada perbedaan antar suku maupun agama. Agama itu ada di hati, urusan agama itu urusan pribadi setiap orang. Jadi tak perlu merepotkan urusan agama orang lain. Terpenting adalah bagaimana kita saling menghargai, sebagai penghargaan terhadap seseorang," sambung Soedarmo. *