JAYAPURA - Pemerintah Provinsi Papua melalui Biro Otsus Biro Otonomi Khusus (Otsus) tahun ini akan kembali membuka program siswa unggul bagi anak anak Papua lulusan SMA/SMK. Terkait dengan itu, dalam waktu dekat akan dilakukan sosialisasi, dengan harapan setiap kabupaten/kota dapat mempersiapkan siswanya.
Kepala Biro Otsus Papua, AF Rumaropen mengatakan dalam mempersiapkan siswa unggul, pemerintah kabupaten/kota dan pihak sekolah, dalam hal ini kepala sekolah harus aktif agar siswa yang akan diikutkan bisa mempersiapkan diri dengan baik.
"Nanti nama-nama dan berkas siswa dikirim atau diambil oleh panitia provinsi, kemudian diumumkan nama-nama siswa dari setiap wilayah adat yang lulus administrasi untuk kemudian mengikuti tes," ujarnya di Jayapura, Selasa (23/4).
Sementara itu, Ketua Panitia Program Siswa Unggul, Anthony Mirin mengatakan syarat utama yang harus dimiliki seorang siswa yang ingin mengikuti tes yakni, harus menguasai bahasa inggris, karakter, sikap, kejujuran dan skil akademik harus bagus. Artinya, siswa yang akan mewakili kabupaten/kota harus benar-benar unggul.
"Nilai rata-rata setiap siswa menjadi acuan dalam administrasi. Jadi bisa dibilang tes kali ini akan berbeda seperti tahun-tahun sebelumnya," sebutnya.
Anthony mengatakan, penerimaan kali ini akan sangat ketat mengingat perkembangan zaman semakin maju, dan siswa-siswa asli Papua ini akan dikirim ke universitas top dunia, sehingga tidak ada kata main-main dalam proses seleksi.
"Kita sudah ada di era pasar global yang semakin maju, dan anak-anak Papua ditempat studi tidak lagi di anggap dia orang Papua tetapi dipandang sebagai anak internasional yang sudah siap kemampuan, bahasa untuk bersaing dengan orang-orang lain," katanya.
Oleh karenanya jika dipersiapkan secara baik, maka anak-anak Papua yang terpilih akan berhasil dalam studi
Anthony Mirin menambahkan, pihaknya akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa SMA/SMK di 29 kabupaten/kota lima wilayah adat. Dalam artian, semua siswa diberi kesempatan untuk mengikuti seleksi
"Kami akan libatkan Jakarta International College (JIC) dalam seleksi tahun ini, sedangkan panitia seleksi tetap dipegang oleh pemerintah provinsi Papua. Kami libatkan pihak akademis agar adalam seleksi tetap independent, bebas dan tidak ada intervensi dari siapapun," pungkasnya.