Pemprov Papua Dorong Pemkab Mimika Bentuk Tim Penyelesaian Konflik Kwamki

Ilustrasi warga kwamki narama sedang bersiap perang/Salampapua.com

JAYAPURA, - Pemerintah Provinsi Papua mendorong pemerintah kabupaten Mimika segera membentuk tim guna penyelesaian konflik antar warga di Kwamki Narama.

Pjs. Gubernur Papua, Soedarmo menegaskan konflik antar dua kelompok warga yang notabene masih memiliki hubungan kekerabatan ini, sudah terjadi sekian lama, namun hingga kini tidak ada titik penyelesaian.

"Konflik berlarut larut sudah terjadi sejak 2006 sampai sekarang. Ini tidak bisa dibiarkan, harus diselesaikan dan dituntaskan. Makanya bersama Kapolda, Kasdam kami ke Mimika untuk ini harus segera dihentikan dan diselesaikan," ujar Soedarmo saat memberikan arahan pada acara pembukaan Forum Dialog Pelestarian Bhinneka Tunggal Ika dengan Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat dan Tokoh Agama, di Jayapura, Jumat (23/3).

"Jangan sampai perang antar suku terjadi dan jatuh korban meninggal yang menghambat pertumbuhan penduduk. Oleh karenanya saya meminta peran toga, tomas, todat lebih khusus yang berada di wilayah Mee Pago harus bisa menyampaikan ini. Agar ke depan tidak lagi jatuh korban terutama anak anak. Sebab kami pemerintah tidak menghendaki itu," tegasnya.

Menurut Jenderal Purnawirawan TNI yang saat ini menjabat sebagai Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri ini, kehadiran pemerintah daerah sangat diperlukan dalam mengatasi berbagai persoalan yang terjadi di daerah (Provinsi dan kabupaten Mimika-red), termasuk diantaranya persoalan keamanan. 

"Ini kewajiban pemerintah daerah sebagaimana dimanatkan dalam UU pemerintahan bahwa kepala daerah mempunyai tanggung jawab untuk menjamin keamanan dan kedamaian di wilayahnya. Ini saya lihat kepala daerah (bupati mimika) terkesan tidak memahami amanat dari undang undang tersebut, apa yang seharusnya dia lakukan. Makanya konflik terus saja terjadi," tukas Soedarmo.

Bentrok antar warga di Kwamki Narama, kabupaten Mimika kembali pecah pasca terbunuhnya salah seorang pemuda setempat pada Januari 2018 lalu. Dikutip dari laman berita liputan6.combentrokan kembali pecah pada Minggu (6/3) lalu dan menewaskan seorang pemuda. Sehingga total korban tewas akibat bentrok menjadi 8 orang. Hingga saat ini aparat keamanan masih terus bersiaga di lokasi yang dijadikan tempat berperang antar kedua kelompok tersebut.[Riri]