PEGAF- Bupati Pegunungan Arfak (Pegaf) Yosias Saroy minta seluruh masyarakat adat suku Arfak untuk menjauhkan diri dari istilah Suanggi.
Kata suanggi, menurut Yosias jangan menjadi persoalan yang dapat mempengaruhi pembangunan di Pegaf, terutama mengganggu aktivitas pemerintah dalam pelayanan masyarakat.
"Suanggi bukan adat suku besar Arfak, maka jauhkan kata suanggi dari Pegaf. Stop juga menggunakan suwanggi, namun percaya kepada Tuhan," pesan Bupati Saroy saat menyampaikan sambutan pada acara pembukaan musdat I Pegaf, Kamis (11/4).
Kata dia, jangan jadikan adat untuk mengikat sehingga suku Arfak tidak berkembang. Misalnya suanggi, sebenarnya siapa yang suanggi, apakah bupati, atau siapa sebenarnya.
Untuk itu melalui musdat ini dewan adat Papua di Pegaf membahasnya bersama tokoh masyarakat, agama, perempuan dan pemuda agar kata suwanggi tidak berdampak di daerah Pegaf dan hambat perkembangan adat Arfak.
Bahkan kalau ada masyarakat adat yang meninggal dan pihak keluarga menuntut bayar dengan kendaraan yang mahal-mahal kepada keluarga lainnya. Kemudian ada masalah harus palang-palang jalan, padahal budaya Arfak tidak membudayakan palang.
"Persoalan menyangkut adat harus dibahas bersama dalam musdat ini agar kedepan ada masalah dapat diatur dan tidak boleh berdampak kepada pembangunan daerah Pegaf, maka perang dari adat sangat penting membantu pemerintah" tambah Bupati Yosias. *