WARTAPLUS - Mengganti pelumas pada mobil memang terdengar sepele. Namun efeknya mengerikan jika telat melakukannya. Apalagi mobil yang dimaksud tipe matik.
Padahal bagian transmisi tak boleh luput dari perhatian penggantian pelumas secara berkala. Karena mobil matik sangat bergantung pada oli transmisi, yang harus selalu dalam kondisi baik. Bila hal tersebut diabaikan, maka jangan heran ditemukan berbagai masalah dan membuat mobil tak bisa beroperasi lagi.
Supervisor Business area Sales Department Astra Otoparts, Chinto Adiputera mengatakan, tiap pabrikan menerapkan anjuran waktu yang berbeda-beda untuk mengganti oli transmisi.
"Biasanya kalau pabrikan itu standarnya menganjurkan 40.000 sampai 60.000 kilometer sekali, tapi catatannya itu untuk kondisi jalan dan pemakaian yang ideal (tidak macet ataupun jalan tanpa hambatan)," katanya, di Jakarta, Selasa 20 Maret 2018.
Karena itu, Chinto menegaskan agar penggantian oli transmisi dilakukan lebih cepat. Apalagi bila mobil sering digunakan dalam kondisi macet. "Kalau di Jakarta atau kota-kota besar lainnya kan sudah beda keadaannya, jalanan macet dan lain sebagainya. Ada baiknya pemilik kendaraan mengganti oli transmisi tiap 20.000 (km) sekali," ujarnya.
Bila sang pemilik tidak taat melakukan servis berkala, lambat laun oli transmisi akan berubah menjadi lebih encer dan kotor. Sehingga daya lumas oli pada komponen transmisi menjadi berkurang, dan membuat transmisi tidak dapat bekerja secara optimal.
"Daripada nunggu rusak, mendingan dirawat secara rutin kan? Karena transmisi problem itu biaya gantinya relatif mahal. Untuk harganya itu macam-macam untuk transmisi satu boks-nya itu mulai dari Rp3 juta sampai ada yang belasan juta, terakhir kami handle itu bahkan ada yang sampai Rp20 jutaan," jelasnya. [net]