JAYAPURA-Pengungsi korban banjir bandang Sentani yang tinggal di posko-posko pengungsian mulai terserang penyakit pasca bencana, seperti demam, diare, ispa, batuk pilek. Tim Penanggulangan Bencana di masa tanggap darurat ini mendirikan Posko Kesehatan di Pos Induk Gunung Merah Sentani, Jayapura sejak Minggu (17/3).
“Pasca banjir pasien yang datang ke posko untuk berobat umumnya terkena penyakit pasca banjir seperti diare, batuk pilek, ispa, demam. Berbeda dengan pasien di hari pertama buka posko, pasien yang datang umumnya menderita penyakit yang akibat dampak langsung banjir, seperti ruam-ruam, luka-luka, lecet-lecet, patah tulang dan lainnya. Pasien yang datang saat ini kebanyakan diare, ispa, demam, batuk pilek,”ujar Koordinator Posko Kesehatan Yakoba Bagre kepada wartaplus.com di Gunung Merah Sentani, Senin (10/3) malam.
Yakoba yang juga Kepala Seksi Pelayanan Dasar Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura mengatakan, posko dibuka 24 jam dan dilayani 37 dokter 80 perawat yang mobile. Posko melayani pengobatan di tempat dan jika ada kasus yang harus ditangani di rumah sakit, posko memberikan rujukan.
Foto: Warga pengungsi sedang berobat/Roberth
“Posko sudah merujuk 5 pasien ke Rumah Sakit Yowari, 3 kasus patah tulang, satu ibu hamil karena janin dalam perut tidak bergerak dan seorang bayi kejang-kejang,’’ jelasnya.
Posko juga merawat beberapa pasien dalam tenda, ada yang sedang diinfus dan lainnya berbaring di atas velbed. Selain melayani pasien di posko induk, dibentuk juga tim kesehatan mobile yang mendatangi posko-posko pengungsian lainnya untuk pelayanan kesehatan.
“Dibentuk juga tim kesehatan mobile terdiri dari 1 dokter, 2 perawat dan satu bidan. Kenapa dalam tim harus ada bidan karena untuk melayani ibu-ibu hamil yang ada di posko-posko pengungsian,”ujarnya yang mengatakan sudah ratusan pengungsu yang datang berobat.*