JAYAPURA - Deforestasi atau penebangan hutan diklaim sebagai salah satu penyebab terjadinya bencana hidrologi berupa banjir dan tanah longsor di wilayah Sentani kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura.
Deforestasi ini terjadi di kawasan hutan penyangga Cagar Alam Cyloop yang membentang dari Kabupaten Jayapura hingga Kota Jayapura.
Menurut Ketua Komisi Daerah Perubahan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan (Komda PB) Provinsi Papua, Noak Kapisa, penebangan hutan di kawasan penyangga, menyebabkan aliran air disertai sedimen lumpur turun ke wilayah-wilayah pemukiman warga saat terjadi hujan baik di Sentani maupun Kota Jayapura
"Tanpa adanya pohon, makanya air akan mengalir dengan mudah turun ke area pemukiman warga dan fasilitas publik lainnya. Fenomena ini menjadi peringatan bagi Pemda setempat agar segera menyiapkan langkah konservasi kawasan penyangga Cagar Alam Cycloop," ujar Noak Kapisa kepada pers di sela sela kegiatan peluncuran Proyek Tata Kelola Lahan Rendah Emisi di Jayapura, Selasa (12/3)
Dia menilai upaya pengerukan saluran drainase atau pembangunan infrastruktur lainnya untuk mencegah banjir tidaklah efektif apabila masih terjadi deforestasi hutan di kawasan Cagar Alam Cyloop dan penyangga yang luasnya mencapai 31.479 hektar ini.
"Diperlukan adanya komitmen dari Pemda di dua daerah ini untuk menerapkan aturan perlindungan kawasan penyangga Cyloop. Misalnya Perda Perlindungan Kawasan Penyangga Cyloop Nomor 9 Tahun 2015 yang dikeluarkan Pemkab Jayapura. Kami akan berkoordinasi dengan pimpinan di Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura untuk mencari solusi terkait masalah ini," katanya.
Seperti diketahui sebelumnya, bencana banjir dan longsor menerjang sejumlah kawasan pemukiman warga dan fasilitas publik lainnya di tiga kecamatan di Kota Jayapura pada 23 Februari 2019 lalu. Kondisi ini disebabkan tingginya curah hujan dengan intesitas sedang hingga lebat di ibu kota Provinsi Papua ini selama tujuh jam. Banjir menyebabkan 600 kepala keluarga menjadi korban.
Banjir juga sebelumnya menggenangi sejumlah kawasan di wilayah Sentani Kabupaten Jayapura, sejumlah ruas jalan rusak sehingga mengganggu aktivitas masyarakat.