JAYAPURA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Papua menggelar simulasi pemungutan dan penghitungan suara di halaman upacara Kantor Wali Kota Jayapura, Kamis (28/2) pagi.
Simulasi diikuti sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Kota Jayapura, Komisioner KPU dari 29 kabupaten/kota di Papua dan masyarakat sekitar.
Dalam simulasi ini, KPU mendirikan satu TPS lengkap dengan petugas KPPS, saksi, kotak suara, bilik suara, dan menggunakan sedikitnya 300 surat suara. Serta diawasi langsung oleh panwas distrik Jayapura Selatan.
Ketua KPU Papua, Theodorus Kossay, mengungkapkan, simulasi pemungutan suara dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait perbedaan pemungutan suara di pemilu tahun 2014 dengan pemilu tahun 2019.
“Kita ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa Pemilihan Umum tahun ini berbeda dengan 5 tahun lalu. Kalau Pemilu tahun 2014 kita gunakan 4 surat suara, tahun ini kita gunakan 5 surat suara,” kata Ketua KPU Papua, Theodorus Kossay kepada Wartaplus.com, di halaman upacara kantor Wali Kota Jayapura, Kamis siang.
Selain itu kata Theo, simulasi pemungutan suara untuk mengetahui waktu yang digunakan oleh satu pemilih di bilik suara.
“Pada simulasi yang dilakukan di Bogor akhir 2018 lalu, satu pemilih membutuhkan sedikitnya 11 menit di bilik suara, namun hari ini kita dapati bahwa di Papua satu pemilih hanya membutuhkan waktu 3-5 menit di bilik suara,” terangnya.
“Dengan demikian, kita menepis keraguan masyarakat bahwa Pemilu tahun ini akan memakan waktu lebih lama,” tambahnya.
Theodorus Kossay menambahkan, setelah simulasi ini selesai, pihaknya akan melakukan simulasi di daerah perbatasan dan beberapa wilayah pedalaman Papua.
“Kita akan lakukan di daerah perbatasan seperti Skouw, Pegunungan Bintang, Merauke dan wilayah Pegunungan Tengah Lanny Jaya, Tolikara, dan juga daerah lainnya,” ucapnya.
Sementara itu, Wali Kota Jayapura, Benhur Tommi Mano memberikan apresiasi kepada KPU Provinsi yang melaksanakan simulasi pemungutan dan penghitungan suara. Ia berharap agar seluruh masyarakat yang mengikuti simulasi memahami dan terlibat dalam pemilihan umum April mendatang.
“Semoga masyarakat yang ikut ini bisa paham bagaimana mekanisme pemungutan dan penghitungan suara. Kepada masyarakat jangan golput, mari gunakan hak politik anda karena suara anda menentukan pembangunan 5 tahun ke depan,” imbuhnya.
BTM juga meminta kepada KPU untuk meningkatkan partisipasi pemilih, karena berdasarkan pengalaman di Pilkada lalu, jumlah partisipasi pemilih sangat rendah.
“Pada Pilkada lalu partisipasi pemilih hanya 43 perse, sehingga kita harapkan dalam Pemilu tahun ini bisa meningkat. KPU harus rutin melakukan sosialisasi ke seluruh Kabupaten/Kota dan pemilih pemula agar mereka mengetahui hak politiknya, dengan begitu partisipasi memilih bisa meningkat,” pesannya. *