MANOKWARI- Ketua Bidang Hukum dan HAM Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Provinsi Papua Barat, Frengky Wambrauw, SH turut memberikan masukan dan pemahaman kepada masyarakat Papua Barat menuju pemilu 17 April 2019.
"Jadi pemilih yang baik pada tahapan Pemilu 2019, baik memasuki masa kampanye hingga pelaksanaan hari pemungutan suara yang jatuh pada 17 April 2019 mendatang, para peserta pemilu diberi kesempatan untuk menyampaikan visi, misi, program, dan pencitraqn diri kepada public," kata Frengky Wambrauw, Rabu (13/2/2019).
Supaya tidak salah pilih, Frengky mengajak masyarakat untuk mencermati seluruh calon pemimpin selama masa kampanye. Sebab di tengah banyaknya calon, pemilih harus benar-benar selektif, baik terhadap calon Presiden dan Wakil Preisden maupun calon anggota legislatif di tingkat DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, maupun DPD RI.
Hal itu penting, supaya proses demokrasi berjalan dengan baik dan masyarakat mampu menjadi pemilih yang baik. Menurutnya, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan untuk menjadi pemilh yang baik, yakni memberikan atensi yang sama terhadap Pemilu.
"Ruang publik saat ini lebih didominasi oleh pembahasan soal Pemilu Presiden. Dikhawatirkan, hal ini akan mengalihkan perhatian publik kepada hal-hal yang berkaitan dengan Pilpres serta mengesampingkan Pileg. Padahal, untuk mewujudkan pelayanan publik yang baik, tidak cukup dengan memilih Presiden yang sesuai dengan harapan, tetapi Parlemen yang baik juga dibutuhkan supaya Presiden dapat bekerja dengan optimal," ungkap Wambrauw.
Oleh karenanya, kata dia, penting dilakukan pencermatan terhadap calon legislatif supaya nantinya Parlemen diisi oleh para wakil rakyat yang memang diharapkan menjawab persoalan rakyat Papua.
Lanjutnya, mengenali caleg yang sesuai aspirasi politik pribadi. Dimana ditengah banyaknya calon, tidak mudah untuk mengenali satu per satu caleg. Sebab, untuk mempermudah pencermatan, pemilih bisa mulai mengenali caleg yang dirasa sejalan dengan aspirasi politik pemilih secara pribadi.
Ia berpendapat bahwa untuk mengetahui aspirasi politik secara pribadi, pemilih bisa mengidentifikasi hal yang menjadi kebutuhan pribadi dan masyarakat dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara. Juga mencermati program, gagasan, hingga rekam jejak calon.
"Setelah mengetahui aspirasi politik pribadi, pemilih dapat mencermati program dan gagasan yang ditawarkan oleh caleg. Langkah tersebut harus diimbangi dengan pengamatan rekam jejak calon. Jangan sampai, program yang ditawarkan hanya berupa janji tanpa adanya realisasi," pesan advokad muda ini.
Kata dia, terkadang para calon bisa saja menyusun janji-janji manis. Teks-teks yang indah, tetapi ternyata tidak punya kredibilitas dan rekam jejak untuk direalisasikan. Bahkan, pemilih juga harus cermat terhadap kasus hukum yang mungkin saja menjadi rekam jejak caleg. Dengan begitu, pemilih punya banyak pertimbangan dalam menentukan pilihannya.
Mencari rekam jejak caleg di era digital seperti saat ini, menurut dia (Frengky) tidak sulit. Sebab pemilih bisa dengan mudah mencari tahu riwayat hidup calon wakil rakyat melalui media, atau mencermati pernyataan-pernyataan caleg di sejumlah pemberitaan. *