JAYAPURA,- Calon Gubernur Papua, Pasangan No Urut 2, John Wempi Wetipo mengunjungi masjid Al Muhajirin dan beberapa rumah di Distrik Mindiptanah, Kabupaten Boven Digoel, yang mengalami kerusakan total akibat gempat bumi, Jumat (16/3) subuh.
Diketahui, Kabupaten Boven Digoel mengalami Gempa Bumi berkekuatan 5,2 SR, yang berpusat di 6.05 Lintang Selatan dab 142.17 Bujur Timur dengan kedalaman 10 KM pada 205 KM arah Tenggara, Tanah Merah Ibukota Kabupaten Boven Digoel terjadi selama dua hari berturut-turut.
Berdasarkan data dari BMKG, gempa itu tak berpotensi terjadinya tsunami, namun belum diketahui apakah ada korban jiwa atau pun kerusakan barang atau benda.
Akan tetapi, gempa yang terjadi pada tanggal 6 Maret 2018 lalu, berdampak pada kerusakan rumah, gedung sekolah dan tempat ibadah terjadi saat gempa mengguncang daerah setempat.
Lalu pada tanggal 26 Februari 2018, Jalan Trans Papua yang ada di segmen Boven Digoel-Waropko-Iwur juga mengalami kerusakan, akibat gempa berkekuatan 7,6 SR mengguncang daerah yang sama. Gempa itu menimbulkan kerusakan terhadap Masjid Al Muhajirin di Mindip Tanah, Sekolah SD, Rumah dan Gereja juga rusak di Kampung Waropko.
Imam Masjid Al Muhajirin di Distrik Mindip Tanah, Haji Ahmad mengungkapkan, terima kasih atas kehadiran Calon Gubernur Papua ke Masjid Al Muhajirin yang saat ini tidak berfungsi akibat gempa satu bulan yang lalu.
"Saat ini kami beribadah (sholat) di tempat-tempat musola di sekitar distrik ini. Disamping itu, seluruh jamaah tengah berupaya membangun masjid ini kembali dengan cara swadaya," paparnya.
Ahmad berharap, agar pemerintah daerah membantu pembangunan masjid yang berkapasitas 300 jamaah ini dibangun kembali.
"Kami hanya curhat kepada bapak JWW. Bantuan kami tidak bisa menerimanya saat ini. Karena ada proses politik yang tengah berjalan, jangan sampai dengan kebaikannya, menimbulkan masalah dikemudian hari. Namun kedatangannya saja sudah membuat kami senang," lugasnya.
Calon Gubernur Papua, John Wempi Wetipo mengungkapkan, kedatangannya ke Mindiptanah untuk melihat para korban gempa bumi, yang rumahnya rusak, termasuk satu masjid di sana.
Menurutnya, Masjid yang dibangun tahun 2013 silam ini, mengalami kerusakan 90 persen. Hal itu mengakibatkan seluruh masyarakat beribadah di tempat musola seadanya.
"Kita hanya bisa berbincang dan menerima masukkan. Tak bisa berbuat apa-apa. Karena kita masih dalam proses pilkada. Jangan sampai kalau memberikan bantuan malah dianggap money politik," katanya.
Namun, dalam perbincangan dengan para korban, lanjut Wempi Wetipo, akan menjadi masukkan penting baginya untuk mengambil keputusan, kelak apabila Tuhan mengijinkannya menjadi Gubernur Papua.
"Dari pertemuan ini, saya mendapat ide. Dimana dengan pembangunan lima wilayah adat, harus ada unit tanggap darurat. Dengan begitu apabila ada bencana alam atau musibah, pemerintah dengan cepat sudah berada di lokasi untuk membantu kesusahan rakyat," tuturnya. *